Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi dalam upaya pencapaian
tujuan. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam
kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli,
pengrajin, atau praktisi.
Tipe-Tipe Kepemimpinan :
- Tipe
Otokratis ciri-cirinya
antara lain :
·
Mengandalkan kepada kekuatan atau kekuasaan
·
Menganggap dirinya paling berkuasa
·
Keras dalam mempertahankan prinsip
·
Jauh dari para bawahan
·
Perintah diberikan secara paksa
- Tipe Laissez Faire ciri-cirinya
antara lain :
·
Memberi kebebasan kepada para bawahan
·
Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
·
Sema pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan
kepada bawahan
·
Tidak mempunyai wibawa
·
Tidak ada koordinasi dam pengawasan yang baik
- Tipe Paternalistik ciri-cirinya
antara lain :
·
Pemimpin bertindak sebagai bapak
·
Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum
dewasa
·
Selalu memberikan perlindungan
·
Keputusan ada ditangan pemimpin
- Tipe Militeristik ciri-cirinya antara lain :
·
Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
·
Menggunakan sistem komando / perintah
·
Segala sesuatu bersifat formal
·
Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku
- Tipe Demokratis ciri-cirinya
antara lain :
·
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
·
Bersifat terbuka
·
Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran
dan ide-ide baru
·
Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah
untuk mufakat
·
Menghargai potensi individu
- Tipe Open Leadership Tipe ini hampir sama
dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam
tipe ini pengambilan keputusan ada ditangan pemimpin.
Teori Timbulnya Kepemimpinan :
Di antara berbagai teori yang
menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan terdapat tiga teori yang
menonjol, yaitu :
1. Teori Keturunan (Heriditary
Theory) :
·
Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat –
bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan
· Seorang pemimpin lahir karena memang
ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena
bakat-bakatnya.
2. Teori Kejiwaan (Psychological
Theory) :
·
Merupakan kebalikan atau lawan dari teori
keturunan
·
Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui
proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori Lingkungan (Ecological
Theory) :
·
Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang
pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut
kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman
·
Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori
genetis dan teori sosial.
Dari contoh kasus yang saya ambil
disini tentang Drs.Hartoyo sebagai Manajer beliau merupakan manajer tingkat
menengah dalam departemen produksi di sebuah perusahaan. Beliau bekerja
diperusahaan tersebut kurang lebih 6 bulan setelah dia pension dari tentara. Semangat
kerja di departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari
karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
Lalu beliau bertanya kepada
temannya Drs. Abdul Halim, AK manajer departemen keuangan, apakah dia
mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Lalu temannya
menjawab bahwa para karyawan hartoyo merasa tidak senang dengan keputusan yang
dibuat olehnya. Hartoyo menyatakan “ dalam tentara, saya membuat semua
keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat
seperti itu.
Menurut saya gaya kepemimpinan yang digunakan oleh hartoyo
ialah Tipe Paternalistik dimana pengambilan keputusan ditangan pemimpin dan
menganggap bahwa bawahannya sebagai orang yang belum dewasa. Keuntungan tipe
kepemimpinan seperti ini para bawahan akan merasa dilindungi oleh atasannya
namun kekurangan tipe kepemimpinan paternalistik ialah para bawahan jarang
mendapat kesempatan untuk mengeluarkan pendapat bahkan untuk mengambil
keputusan sendiri, dengan itu para bawahan tidak bisa mengembangkan imajinasi
dan kreatifitas yang dimilikinya. Dan yang harus Drs. Hartoyo pikirkan ialah
perbedaan motivasi bawahan yang sekarang dengan yang dulu. Bawahan Drs.Hartoyo
yang dahulu hanya mengikuti perintah yang diperintahkan karena komunikasi yang digunakan hanya 1 arah yaitu
kepada pimpinan beda dengan bawahannya yang sekarang mereka perlu komunikasi ke
segala arah bahkan dalam pengambilan keputusan mereka perlu bermusyawarah tidak
bisa dengan kesepakatan satu individu saja.
Bila Drs. Hartoyo tidak bisa
merubah gaya kepemimpinannya maka dalam departemen produksi tidak akan terjadi
perkembangan bahkan yang bisa terjadi ialah penurunan, karena Drs. Hartoyo
tidak pernah menganggap para bawahannya dewasa untuk mengambil keputusan oleh
sebab itu tidak ada komunikasi yang baik tidak akan pula mencapai tujuan yang
diinginkan.
Saran saya untuk Drs. Hartoyo
perhatikanlah bawahannya jangan menganggap bawahannya belum dewasa biarkanlah
mereka mengeluarkan ide-ide yang ada dan Drs. Hartoyo mendengarkan apa saja
yang mereka inginkan dan mengambil keputusan secara bersama tidak keras kepala
dengan hasil keputusan yang diambil sendiri. Dan janganlah terlalu melindungi
para bawahannya karena dengan itu para bawahannya tidak akan bisa belajar dari
pengalaman yang didapat bawahannya. Begitulah tanggapan saya tentang kasus Drs.
Hartoyo. Semoga kedepannya Drs. Hartoyo bisa menjadi lebih baik lagi bagi perusahaannya dan terutama bagi para karyawannya.
Referensi : https://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/