Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat lisan, tulisan, ataupun
gerakan, dengan tujuan untuk menyampaikan apa yang kita inginkan kepada lawan
bicara. Kita sebagai mahasiswa haruslah memiliki kemampuan berbahasa yang baik
dan benar untuk melakukan sosialisasi maupun untuk melakukan kegiatan ilmiah. Tanpa
kemampuan berbahasa yang baik sulit bagi seseorang untuk melakukan komunikasi
kepada lawan bicara.
Fungsi bahasa secara umum
Fungsi bahasa secara umum dapat
dikatogerikan menjadi 4 yaitu :
1. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni kedua
orang tuanya. Menurut Gorys, Keraf (1994,4) “Pada taraf permulaan,
bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk
menyatakan dirinya sendiri”. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik
untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis
mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun
adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya
dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk
mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai alat untuk mengekspresikan diri, bahasa menyatakan
segala sesuatu yang ada dipikiran dan hati kita. Hal tersebut untuk mendorong
ekspresi diri seperti :
·
Untuk mencari
perhatian orang lain
·
Keinginan untuk
membebaskan diri dari tekanan emosi dalam diri
2. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan penyaluran
maksud yang kita inginkan. Sebelumnya kita sudah memiliki tujuan tertentu dan
ingin dimengerti orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat
diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap
pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Kita menggunakan bahasa
harus memperhatikan kepentingan dan kebutuhan sesuai dengan khalayak sasaran
kita. Jadi dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi
perhatian utama kita. Bahasa sebagai alat komunikasi dan alat ekspresi diri
merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Bahasa menjadi cermin diri
kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
3. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Pada saat kita beradaptasi dengan lingkungan atau
kelompok disekitar kita pastinya kita akan memilih bahasa yang akan kita
gunakan saat itu dengan menyesuaikan kondisi dan situasi yang kita hadapi. Kita
akan menggunakan bahasa yang berbeda kepada orang yang berbeda. Kita akan
menggunakan bahasa yang nonstandar ketika berkomunikasi dengan teman-teman dan
menggunakan bahasa standar ketika berkomunikasi terhadap orang tua atau orang
yang kita hormati. Disaat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha
mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi
apakah kita akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak
sopan. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita
salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Jadi dengan
menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri
dengan bangsa tersebut.
4. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif
untuk digunakan. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita
sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun
pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi
adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Ceramah
agama (dakwah), orasi ilmiah atau politik merupakan contoh penggunaan bahasa
sebagai alat kontrol sosial. Kita juga sering melihat atau mengikuti diskusi
atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio.
Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud
penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan
berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru,
sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk
menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial
yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis
merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah
amarah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, rasa marah itu akan
berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas
dan tenang.
Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan
perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia tidak mungkin lahir
begitu saja, pasti melewati perjalanan sejarah yang cukup panjang. Banyak peristiwa-peristiwa
penting yang dilalui oleh Bahasa Indonesia untuk sampai seperti saat ini,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1896 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh
Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2. Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah
badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur
(Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai
Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan
Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan,
yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat
luas.
3. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan
bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang
Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.
4. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin
mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
5. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda
yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir
Alisyahbana.
6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun
Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
7. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa
Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh
cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
8. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah
Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara.
9. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan
Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
10. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan
perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa
Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa
negara.
11. Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden
Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan
pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
12. Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia
(Wawasan Nusantara).
13. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan
dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan
kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga
berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
14. Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan
Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam
rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan
bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan
sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang
mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
15. Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri
oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan
peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura,
Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan
dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada
pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
16. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770
pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi
Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia,
Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa
Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
17. Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres
Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan
dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
Menyikapi perkembangan Bahasa
Indonesia
Setelah kita mengetahui proses panjang bagaimana
perkembangan Bahasa Indonesia dari masa ke masa, seharusnya kita sebagai
generasi muda haruslah bangga terhadap bahasa yang kita gunakan selama ini
yaitu Bahasa Indonesia. Kita tidak boleh begitu saja melupakan perjuangan para
pejuang dalam menjaga bahasa persatuan ini. Apalagi di era globalisasi ini
banyak masyarakat mulai meninggalkan Bahasa Indonesia, mereka lebih tertarik
untuk menggunakan bahasa asing dalam berkomunikasi terutama Bahasa Inggris,
karena mereka menganggap menggunakan bahasa asing dapat meningkatkan kualitas
hidup mereka terutama dalam mencari pekerjaan. Jika dipikirkan hal diatas
tidaklah salah, namun jika semua generasi muda berpikiran sama seperti hal
diatas semakin lama Bahasa Indonesia akan semakin mundur atau bahkan akan
hilang. Kita lihat saja siswa Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) di
jaman sekarang, mereka lebih banyak diperkenalkan terhadap bahasa asing
dibandingkan dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan banyak
siswa-siswi dan mahasiswa yang menyepelekan Bahasa Indonesia mereka lebih
cenderung menyukai bahasa asing.
Oleh sebab itu diperlukannya perhatian dari para
generasi muda untuk menggunakan dan melestarikan bahasa kesatuan kita yaitu
Bahasa Indonesia. Kita dapat mencontoh negara Jepang mereka bisa menjadikan
bahasa mereka sebagai bahasa utama dinegaranya. Kita pun seharusnya bisa
menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang utama dalam negara kita ini,
tanpa harus takut penanam modal asing dan para turis akan meninggalkan negara
kita jika hal seperti ini diterapkan. Jadi kita sebagai generasi muda dari
dalam diri sendiri haruslah bangga menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar, tanpa melupakan pentingnya bahasa asing, sehingga dengan seringnya kita
menggunakan Bahasa Indonesia rasa nasioanis (cinta tanah air) akan semakin
meningkat dan kita ikut serta dalam melestarikan
Bahasa Indonesia.
Sumber
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Bahasa
http://t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4761/BAB1.htm
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/peristiwa-peristiwa-penting-yang-berkaitan-dengan-perkembangan-bahasa-indonesia-3/