Welcome

WELCOME TO MY BLOG
"Jadilah diri sendiri apa adanya"

Sabtu, 28 Juni 2014

TEAM WORK

Dalam tulisan kali ini saya akan membahas tentang “Bekerjasama dalam kelompok (Team Work)”, adapun yang  saya akan bahas dalam penulisan kali ini meliputi:
1.      Pengertian dan Karakteristik Kelompok
2.      Tahapan Pembentukan Kelompok
3.      Kekuatan Team Work
4.      Implikasi Manajerial
Berikut ini saya akan langsung membahas  tentang materi yang telah diuraikan diatas.
Pengertian dan Karakteristik Kelompok
Manusia sebagai mahluk sosial pasti merasakan hidup bersama dalam sebuah kelompok. Dimana dalam kelompok terdapat interaksi-interaksi antar individu sebagai anggota. Menurut Sorjono Soekanto kelompok sebagai himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan yang saling mempengaruhi. Sedangkan Horton (1996:215) mendefinisikan kelompok sebagai setiap kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok merupakan suatu wadah komunikasi atau berinteraksi antar individu yang memiliki tujuan yang sama.
Setiap kelompok memiliki karakteristik tersendiri, adapun karakteristik kelompok menurut Sorsyth (1979), yaitu sebagai berikut:
a.       Interaksi berupa Fisik, verbal, nonverbal, dan emosional
b.      Struktur yang merupakan pola hubungan yang stabil diantara angora
c.       Tujuan terbagi menjadi 2 yaitu: intrinsik (tujuan pribadi) dan ekstrinsik (tujuan bersama)
d.      Kesatuan (Groupness) merupakan tingkat dimana kesatuan kekuatan
e.       Ketergantungan dinamis.
Tahapan Pembentukkan Kelompok
Pembentukkan sebuah kelompok harus mengikuti sebuah proses yang disebut dinamika kelompok. Tuckman (dalam MPKT-A Buku Ajar 2, 2012) dalam bukunya menggambarkan proses terbentuknya sebuah kelompok terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:
·         Forming: tahap ini  merupakan tahap pembentukkan dimana semua anggota kelompok terjadi hubungan yang harmonis.
·         Storming: pada tahap ini mulai terjadi perselisihan karena berbagai sebab. Penyebab utamanya karena visi, tujuan, dan sasaran yang harus dicapai tidak jelas karena anggotanya mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Kejadian diatas mungkin bersumber pada kualitas pemimpin yang tidak efektif. Pada tahap ini kekuatan suatu kelompok akan diuji apakan bisa bertahan atau bisa jadi kelompok tersebut pecah atau di reshuffle.
·         Norming: merupakan tahap dimana anggota kelompok mulai menyepakati norma dan aturan yang akan mereka jadikan pedoman atau pegangan dalam menjalankan kegiatan dalam kelompok sehingga perbedaan pendapat dapat diselesaikan dengan mudah dan dapat disepakati oleh semua anggota.
·         Performing: pada tahap ini kelompok telah berhasil melewati tahap norming dan selanjutnya mereka mulai bekerja untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Ada kelompok yang tidak melewati tahap storming dan norming sehingga mereka langsung ke tahap performing, biasanya ini terjadi pada kelompok yang terdiri dari para professional dan memiliki pimpinan yang efektif.
Kekuatan Team Work
          Kerjasama team atau biasa disebut dengan Team Work merupakan bentuk kerjasama antara anggota kelompok atau team untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam sebuah kelompok dibutuhkan kerjasama yang kuat antar anggota untuk saling mengerti dan saling membantu. Berikut merupakan poin-poin untuk membangun teamwork yang baik:
·        Teamwork adalah kerjasama antara anggota yang dibentuk dari beragam kepentingan
·        Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, namun bekerja sama yang merupakan kerja tim
·        Filosofi teamwork: saya mengerjakan apa yang anda tidak bisa kerjakan, dan anda mengerjakan apa yang tidak bisa saya kerjakan
·        Singkirkan ego, emosi, sektoral ketika dalam tim
·        Dibutuhkan saling pengertian antar anggota walaupun terdiri dari keragaman individu
·        Setiap anggota bekerjasama dalam bidangnya masing-masing
·        Individu yang egois akan mengambat kerja team
·        Keahlian masing-masing anggota merupakan anugerah untuk menyelesaikan tujuan kelompok
·        Dengan pemahaman yang tinggi tidak perlu waktu lama untuk merealisasikan tujuan.
       Hal-hal diatas itulah yang dapat memperkuat kekuatan team work. Setiap kelompok bisa menerapkan poin-poin diatas untuk memperkuat kinerja tim (Team Work) agar hubungan antar anggota bisa semakin solid dan tujuan kelompok akan cepat terwujud.
Implikasi Manajerial
        Kerjasama dalam sebuah kelompok sangat dibutuhkan agar tujuan kelompok dapat cepat terwujud. Kerjasama antar anggotapun dapat mempererat hubungan antar anggota untuk semakin solid. Kekuatan sebuah kelompok dapat terlihat dari kerjasama antar anggotanya (teamwork), jika teamwork dalam kelompok tersebut solid maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan kelompok tersebut sangat kuat, namun jika teamwork dalam sebuah kelompok buruk maka kelompok tersebut belum dikatakan sebagai kelompok yang kuat.
       Setiap kelompok pasti memiliki tahapan-tahapan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk melewati tahapan-tahapan itulah kekuatan teamwork diuji, apakah kelompok tersebut kuat atau tidak. Jika kelompok tersebut dapat melewati tahapan-tahapan dengan lancar maka kekuatan teamwork sangat kuat, namun jika teamwork dalam sebuah kelompok buruk maka kelompok tersebut sulit untuk berkembang. Pada intinya kerjasama dalam kelompok (teamwork) sangatlah dibutuhkan untuk kemajuan sebuah kelompok.
Daftar Pustaka
S.Ruky Achmad, Sukses sebagai Manajer Profesional tanpa gelar MM atau MBA, Gramedia, Jakarta, 2008.
Soeroso Andreas, Sosiologi 2, Quadra, Bogor, 2008.
Clegg, Brian & Birch, Paul, Instant TeamWork, Erlangga, Jakarta, 2006
Evita E. S., Miranda D. Z., Ade S., Jossy P.M., MPKTA Buku Ajar 2, Manusia: Individu, Kelompok, Masyarakat dan Kebudayaan. Depok: Universitas Indonesia, 2012.
Jurnal Nia Apsari , Tahap Perkembangan Kelompok, 2013: link (Minggu, 6-29-2014 09:45).
Bisnis Indeks, Bukan sama-sama Kerja, 2012: link  (Minggu, 6-29-2014 09:45).
                                                                             


Selasa, 13 Mei 2014

Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Dalam tulisan kali ini saya akan membahas tentang “Pengambilan Keputusan Dalam Berorganisasi”, adapun yang saya bahas dalam penulisan kali ini meliputi:
1.      Defini dan Dasar Pengambilan Keputusan
2.      Jenis-jenis Keputusan dalam Berorganisasi
3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
4.      Implikasi Manajerial
Berikut ini saya akan langsung membahas tentang ke-4 materi yang telah diuraikan diatas.
Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
Pengambilan Keputusan dalam berorganisasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan memilih tindakan yang tepat dari beberapa alternative yang diajukan. Menurut Robins (1997: 236) berpendapat bahwa “decision making is which on choses between two or more alternative”, dapat diartikan Pengambilan Keputusan ialah memilih dua alternative atau lebih untuk melakukan suatu tindakan tertentu baik secara pribadi maupun kelompok. Sedangkan George R. Terry beranggapan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan alternative perilaku (tingkah laku) tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada. Adapun Drummond (1985) berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan usaha penciptaan kejadian-kejadian dan pembentukkan masa depan (peristiwa-peristiwa pada saat pemilihan dan sesudahnya). Dari penjelasan-penjelasan menurut para ahli diatas dapat saya simpulkan bahwa Pengambilan Keputusan merupakan suatu sikap yang harus kita miliki sebagai pimpinan/manajer dari organisasi maupun perusahaan untuk menentukan suatu hal (solusi) yang harus kita ambil demi kemajuan dan tercapainya tujuan organisasi/perusahaan.
Dalam mengambil sebuah keputusan dalam berorganisasi banyak hal yang perlu diperhatikan oleh para manajer atau pimpinan, salah satunya ialah alasan mengapa keputusan itu yang harus diambil, oleh sebab itu dalam mengambil keputusan menurut Nachrowi D & Hardius Usman dalam buku “Teknik Pengambilan Keputusan  hlmn 2” secara sistematis permasalahan dapat dirumuskan berdasarkan urutan berikut:
1.      Apa masalah yang sedah dihadapi?
2.      Apakah proses pengambilan keputusan hanya sekali dalam waktu yang lama? Atau keputusan yang sifatnya rutin yang kita lakukan sehari-hari?
3.      Ada berapa alternatif solusi permasalahan yang tersedia?
4.      Berapa banyak solusi pilihan yang bisa diambil?
5.      Apa dasar pertimbangan pilihan terhadap solusi yang kita pilih?
6.      Berapa besar resiko dari solusi yang kita ambil?
Dasar pengambilan keputusan diatas menurut saya sudah tepat mengarah untuk pengambilan keputusan, yang diawali dengan analisa, lalu mengecek solusi yang tersedia, dan proses yang paling penting ialah pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan dan siap atas segala resiko yang harus diterima saat keputusan itu diambil.
Jenis-jenis Keputusan dalam Berorganisasi
Proses pengambilan keputusan yang dijalankan secara baik akan menghasilkan keputusan organisasi, baik yang diputuskan secara pribadi oleh manajer maupun musyawarah. Secara umum keputusan dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut.
1.      Keputusan Strategis
Setiap organisasi menghasilkan berbagai kebijakan atau keputusan organisasional. Kebijakan dan keputusan merupakan keputusan strategis. Kebijakan menyita banyak perhatian bagi para manajer puncak karena pengaruhnya sangat besar terhadap perkembangan dan kemajuan sebuah organisasi.
2.      Keputusan Operasional
Keputusan operasional menyangkut kegiatan atau pengelolaan organisasi sehari-hari. Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas keputusan strategis yang diambil oleh para manajer puncak (Drummond, 1995:13).

Ada pula jenis keputusan berdasarkan masalah yang dihadapi, yaitu:
1.      Keputusan yang diprogamkan (program decision)
Keputusan yang diprogramkan merupakan keputusan yang dibuat berdasarkan pada masalah yang diketahui secara baik/jelas. Informasi juga tersedia secara mencukupi untuk digunakan dalam mengambil keputusan. Fakta-fakta dan angka-angka serta data diolah untuk memberikan informasi yang bermakna sehingga keputusan bisa diprogramkan.
2.      Keputusan yang tidak diprogamkan (non-programmed decision)
Keputusan ini merupakan keputusan yang diambil atau dibuat berdasarkan masalah yang tidak diketahui secara jelas atau data dan informasinya tidak tersedia sepenuhnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut Bpk. Darmansyah dalam jurnalnya “Pengambilan Keputusan” menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan ialah:
1.      Adanya pengaruh atau tekanan dari luar
2.      Adanya pengaruh kebiasaan (konservatisme)
3.      Adanya pengaruh sifat pribadi
4.      Adanya pengaruh dari kelompok lain dan lingkungan sosial
5.      Adanya pengaruh dari keadaan masa lalu (pengalaman).
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan menurut Terry (1989) adalah sebagai berikut.
·         Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
·         Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
·         Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
·         Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
·         Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
·         Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;
·         Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
·         Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; 
·         Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Implikasi Manajerial
Dalam pengambilan keputusan seorang manajer/pemimpin harus memperhatikan dan memahami segala permasalahan yang terjadi dan mencari solusi terbaik untuk permasalahan tersebut. Tanggung Jawab seorang manajer/pemimpin sangatlah besar terhadap sebuah organisasi/perusahaan, mereka bertanggung jawab atas apa yang mereka ambil sebagai solusi demi kemajuannya organisasi/perusahaan yang mereka pimpin. Oleh karena itu betapa pentingnya peran seorang manajer/pemimpin dalam organisasi ataupun perusahaan untuk menentukan perkembangan dan kemajuan sebuah organisasi atau perusahaan
Referensi:
Nachrowi D & Hardias Usman. Teknik Pengambilan Keputusan, Jakarta, Grasindo, 2004.
Anzizhan & Syafarudin. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan, Jakarta, Grasindo, 2004.
John M Ivancevich. Perilaku dan Manajemen Organisasi jil2. Jakarta, Erlangga, 2005.
Darmansyah, Pengambilan Keputusan, Universitas Esa Unggul, 2012. (Selasa 13-05-2014 20:43 WIB). web
Hendryansyah Dahlan, Faktor-faktor Pengambilan Keputusan, 2012. (Selasa 13-05-2014 20:52 WIB). link

Sabtu, 12 April 2014

Kepemimpinan


Dalam tulisan kali ini saya akan membahas tentang “Kepemimpinan”, adapun yang saya bahas dalam penulisan kali ini meliputi:
1.      Arti penting kepemimpinan
2.      Tipologi kepemimpinan
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
4.      Implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi
Berikut ini saya akan langsung membahas tentang ke-4 materi yang telah diuraikan diatas.
ARTI PENTING KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan sebuah organisasi atau perusahaan. Menurut Richard L.Daff  (2005:5) mendefinisikan kepemimpinan (leadership) merupakan suatu pengaruh yang berhubungan antara para pemimpin dan pengikut (followers). Gibson (2006: 502) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu upaya menggunakan pengaruh untuk memotivasi orang-orang guna pencapaian suatu tujuan. Kemudian Garry Yukl (1994:2) menyimpulkan definisi kepemimpinan yang mewakili definisi menurut para ahli, bahwa kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan didalam sebuah organisasi atau perusahaan. Setelah membaca dan menganalisa beberapa definisi kepemimpinan menurut para ahli saya dapat saya ambil kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan sebuah proses dimana seseorang dapat mempengaruhi orang lain untuk mengarahkan dan memberikan motivasi serta kepercayaan kepada orang tersebut demi tercapainya suatu tujuan organisasi atau perusahaan.
            Dari pengertian kepemimpinan menurut Richard L.Daff  terkandung sebuah makna penting, bahwa antara pimpinan dan pengikut tidak terdapat perbedaan antara pimpinan dan pengikut yang memberikan pengaruh dan tanggung jawab untuk mencapai sebuah tujuan. Kepemimpinan diibaratkan sebuah rancangan untuk membangun sebuah organisasi atau perusahaan dimana pemimpin sebagai mandor yang menjalankan rancangan yang telah tersedia demi terwujudnya sebuah konsep yang telah dirancang. Seorang pemimpin mempunyai peranan penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan demi tercapainya tujuan yang telah direncanakan, seorang pemimpin pun harus memperhatikan gaya kepemimpinannya apakah sudah tepat atau masih harus lebih mengembangkannya dengan cara mau menerima kritik dan saran dari para bawahannya agar menjadi lebih baik lagi. Kepemimpinan akan berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang jujur, bertanggung jawab, terbuka, cerdas, memahami tugas dan kewajiban, mampu memahami dan memotivasi para anggota.

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi kepemimpinan secara garis besar terbagi menjadi 5 yaitu, sebagai berikut :
1. Tipe Otokratis
Ciri-ciri seorang pemimpin yang otokratis ialah: Menganggap organisasi sebagai milik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik dan saran, Tergantung kepada kekuasaan formalnya, Sering memaksa dan bersifat menghukum dalam menjalankan kegiatan.
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan bahwa tipe militeristis ini berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Pemimpin yang memiliki tipe militeristis memiliki sifat-sifat sebagai berikut: Dalam setiap kegiatan selalu menggerakkan bawahan dengan bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang terhadap formalitas yang berlebihan, Menuntut dispilin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sulit menerima kritikan dari bawahan.
3. Tipe Paternalistis
Ciri-ciri seorang pemimpin yang paternalistis ialah: Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, Bersikap terlalu melindungi (overly protective) bawahan, Belum percaya terhadap bawahan dan jarang memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan dan mengembangkan kreatifitas, sehingga menganggap dirinya paling benar. Tipe kepemimpinan seperti ini tidak dapat memberikan kesempatan terhadap bawahan untuk berkarya dan berkembang.
4. Tipe Karismatik
Seorang pemimpin bertipe ini mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya memiliki pengikut yang jumlahnya sangat besar. Tidak ada sebab-sebab yang menyatakan mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Setiap orang memiliki pendapat tentang karisma yang berbeda-beda oleh sebab itulah tidak ada yang bisa menyatakan dengan tepat ciri-ciri pemimpin yang berkarisma.
5. Tipe Demokratis
Ciri-ciri seorang pemimpin yang demokratis ialah: Dalam kegiatannya selalu berpendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia didunia, Dapat menerima saran dan kritik dari bawahannya, Selalu mengutamakan kerjasama dan teamwork, Selalu memberikan para bawahan kesempatan walaupun bawahan berbuat kesalahan pemimpin bertipe ini tidak terlalu menyalahkan bawahan tetapi memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk memperbaikinya. Tipe kepemimpinan seperti ini yang dipercaya dapat memberikan solusi terbaik bagi organisasi maupun perusahaan untuk mencapai tujuan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Beberapa ahli yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan adalah Theodore J.Kowalski, Thomas J. Lasley II, James W. Mahoney (2008). Mereka beranggapan kepemimpinan dipengaruhi oleh 3 variabel, yaitu: individu, organisasi dan sosial.
Individu merupakan faktor yang sangat penting dimana sebuah keputusan ada ditangannya, akan tetapi keputusan itu tidaklah murni disebabkan oleh kehendak individu tersebut, tetapi ada pengaruh dari faktor organisasi kemudian faktor sosial yang mencakup individu tersebut. Pada individu faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pengetahuan dan keterampilan, karakteristik pribadi, nilai-nilai yang diyakini, penyimpangan, dan gaya dalam membuat keputusan. Pada organisasi faktor tersebut meliputi iklim dan budaya, politik organisasi, ancaman, dan resiko, ketidak-pastian, kerancuan, dan pertikaian. Sedangkan pada variabel sosial adalah kebutuhan resmi, meta-value, politik, dan ekonomi.
Adapun jurnal milik M. Asrori Ardiansyah, M.Pd beliau berpendapat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Faktor Kemampuan Personal
Dalam kepemimpinan, faktor pribadi yang berupa berbagai kompetensi yang dimiliki sangat mempengaruhi proses kepemimpinannya, dalam hal ini berbagai kualitas atau kemampuan yang dimilikinya. Faktor personal ini memiliki pengertian bahwa para pemimpin mempunyai kemampuan menginternalisasi visi dan misi organisasi kedalam pribadi mereka.
2. Faktor Jabatan
Jabatan merupakan struktur kekuasan yang pemimpin miliki. Dalam era globalisasi ini jabatan tidak dapat terhindari dan semuanya seakan terstruktur. Dua orang yang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi salah satu dari mereka memiliki jabatan dan yang lain tidak maka pengaruh itulah yang akan muncul. Sama halnya jika mereka memili jabatan tetapi tingkatannya berbeda hal itupun akan menjadi pengaruh. Seorang pemimpin dalam berprilaku harus selalu bisa memposisikan diri dimana mereka berada serta harus selalu ingat jabatan yang dimiliki agar dalam bertindak dapat terlebih dahulu terpikirkan.
3. Faktor Situasi dan Kondisi
Situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak kondusif (kacau) akan lebih efektif jika seseorang pemimpin yang karismatik wajib mengambil alih untuk menciptakan suasana yang kondusif. Seorang pemimpin yang baik harus bisa menentukan keputusan apa yang harus diambil  dalam situasi dan kondisi yang terjadi saat itu juga.
Ketiga hal tersebut wajib dipertimbangkan dalam memilih seorang pemimpin.

IMPLIKASI MANAJERIAL KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Manajer dapat ditemui pada semua tingkat di berbagai bidan dalam suatu Manajemen organisasi. Manajer harus berusaha untuk memahami dimana posisi mereka saat ini didalam organisasi maupun perusahaan. Seorang manajer harus merencanakan manajerial dimana mereka harus bisa memutuskan (mengambil keputusan) apa yang akan dilakukan. Setiap aktifitas yang dilakukan oleh manajer tidak terlepas dari empat fungsi dasar manajerial yaitu:
1. Pengorganisasian : Menentukan bagaimana cara terbaik mengelompokkan aktivitas.
2. Kepemimpinan : Memotivasi para anggota untuk bekerja sama bagi kepentingan organisasi
3. Pengendalian: Memonitor dan memperbaiki aktivitas yang berlangsung untuk pencapaian tujuan
4. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan : Menetapkan tujuan organisasi dan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya.
Dapat disimpulkan bahwa organisasi apapun yang dibangun atau didirikan tidak akan terlepas dari konsep kepemimpinan karena didalamnya mengandung unsur pandangan, tantangan, harapan/tujuan, dan sumber daya yang perlu diperhatikan agar mencapai tujuan yang telah direncanakan. Konsep kepemimpinan dalam berorganisasi haruslah terstruktur dengan rapi sehingga kegiatan yang dilakukan dapat efektif untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Widyatmini & Izzati A. Pengantar Organisasi dan Metode, Gunadarma, Jakarta, 1995.
Wursanto, lg. 2005, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, ANDI, Yogyakarta.2005.
Ricky W. Griffin. Manajemen I, Jakarta: Erlangga, 2004.
Daff, Richard L. The Leadership Experience. Canada: Thomson, 2005.
Gibson, James L at all. Organizations: behavior, structure, Pressesses, Boston:McGraw-Hill, 2006
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI. Ilmu & Aplikasi Pendidikan, IMTIMA, 2007: http://books.google.co.id/books?id=B8cfnF69lOEC&pg=PA237&dq=arti+kepemimpinan&hl=en&sa=X&ei=PcZJU6XLF4ORrQf0qYCIAg&redir_esc=y#v=onepage&q=arti%20kepemimpinan&f=false (Sabtu, 13-04-2014) 20:51 WIB.
Irawaty A. Kahar. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi Konsep Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16090/1/pus-jun2008-%20(4).pdf (Sabtu, 13-04-2014) 20:55 WIB.
Sudiyarto, Kepemimpinan: http://eprints.upnjatim.ac.id/2539/5/Kepemimpinani_Baru.pdf (Sabtu,13/4/2014) 21:03 WIB.
Asrori M Ardiansyah ,M.Pd. Hal-hal yang Mempengaruhi Kepemimpinan, 2011: www.majalahpendidikan.com/2011/03/hal-hal-yang-mempengaruhi-kepemimpinan.html (Sabtu,13/4/2014) 21:05 WIB.
Idviosa frisca. Arti Penting Kepemimpinan: www.idviosafrisca.blogspot.com/2013/04/arti-penting-kepemimpinan.html (Sabtu, 13-04-2014) 21:25 WIB.

Minggu, 16 Maret 2014

Peran Komunikasi Dalam Organisasi

Dalam tulisan kali ini saya akan membahas tentang “Peran Komunikasi Dalam Organisasi”. Dalam tulisan ini akan mencakup beberapa hal yaitu :
1.      Pengertian dan Arti penting Komunikasi
2.      Jenis dan Proses Komunikasi
3.      Komunikasi Efektif
4.      Implikasi Manajerial
Selanjutnya saya akan langsung membahas tentang materi yang telah diuraikan diatas.
Pengertian dan Arti Penting Komunikasi
Komunikasi berasal dari Bahasa Latin communicates yang artinya “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Menurut Webster New Collogiate Dictionary bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambing-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku.  Adapun pengertian komunikasi menurut para ahli sebagai berikut :
·                  Everett M.Rogers
     Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Mulyana, 2002: 62)
·         Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku (Sendjaja, 1994:19).
·      Analisis Pengertian Komunikasi dan 5 unsur Komunikasi menurut Harold Lasswell Mon, “Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? Mengatakan apa? Dengan saluran apa? Kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa? (who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?). (Effendy, 2005:10)
Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas, dapat saya simpulkan bahwa Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi atau pesan dari individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lain secara langsung (lisan/tulisan) atau menggunakan media perantara apapun. Sedangkan Organisasi berasal dari kata Organizare yang berarti membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi. Menurut Evert M Rogers dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya Communications in Organization mendefinisikan “suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas". Atau dapat saya simpulkan bahwa Organisasi merupakan kumpulan individu yang membentuk suatu kelompok dalam suatu wadah yang memiliki tujuan yang sama. R.Wayne Pace dan Don F.Faules (2001:31-33) definisi komunikasi organisasi dari dua perspektif yaitu perspektif tradisional dan perspektif interpretif.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dan mempunyai efek yang sangat besar terhadap kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi tidak membeda-bedakan  Setiap hal yang dikerjakan manusia tidaklah lepas dari yang namanya komunikasi, dan setiap individu memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda, namun tujuan dari komunikasi tersebut sama yaitu untuk bertukar informasi, ide, maupun pikiran. Sama halnya dalam berorganisasi pasti setiap anggota dalam organisasi tersebut memiliki pemikiran yang bermacam-macam walaupun tujuan pemikiran mereka tetaplah sama hanya menggunakan cara yang berbeda selain itu Komunikasi dalam Organisasi berhubungan erat dengan prestasi kerja, oleh sebab itu sangat perlunya komunikasi didalam berorganisasi agar semua anggota dapat bertukar, menggabungkan, dan menuangkan ide-ide atau gagasan mereka serta menghilangkan sifat egois masing-masing individu demi terwujudnya tujuan organisasi yang telah direncanakan. 

Jenis dan Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan bagaimana sebuah pesan (informasi, ide, gagasan) dikirimkan oleh pengirim (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan), sehingga pesan yang dikirimkan dapat menciptakan persamaan makna antara pengirim dan penerima pesan.
Gambar 1.0 Model Proses Komunikasi
Tahapan-tahapan Proses Komunikasi :
·        Penginterprestasian : pada tahap ini komunikator berhasil menginterprestasikan apa yang dipikirkan kedalam pesan (masih bersifat abstrak).
·         Penyandian : pada tahap ini komunikator sudah berhasil diwujudkan oleh pemikiran kedalam lambang komunikasi.
·         Pengiriman : pada tahap ini komunikator melakukan proses komunikasi kepada penerima melalui media apapun.
·         Perjalanan : pada proses ini terjadi diantara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima.
·         Penerimaan : tahap ini ketika diterimanya komunikasi oleh komunikan.
·         Penyandian balik : pada tahapan ini ketika penerima pesan (komunikan) dapat mengartikan pesan sesuai dengan maksud pengirim.
Jenis-jenis Komunikasi
Komunikasi dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
1.      Komunikasi Menurut Cara Penyampaian
2.      Komunikasi Menurut Kelangsungan
3.      Komunikasi Menurut Perilaku
4.      Komunikasi Menurut Maksud Komunikasi
5.      Komunikasi Menurut Ruang Lingkup
6.      Komunikasi Menurut Aliran Komunikasi
Namun dalam kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Komunikasi Menurut Cara Penyampaian dan Komunikasi Menurut Perilaku.
1.      Komunikasi Menurut Cara Penyampaian :
a.   Komunikasi Lisan : komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana kebelah dua pihak saling bertatap muka. Jika komunikasi tidak dilakukan secara langsung, komunikasi bisa dilakukan melalui media seperti telephone, handphone, ataupun bisa menggunakan webcam dan sebagainya.
b.    Komunikasi Tertulis : komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk tulisan biasanya dalam bentuk surat yang berisi penyampaian berita yang bersifat singkat, padat, dan jelas.
2.      Komunikasi Menurut Perilaku :
a. Komunikasi Formal : Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi / perusahaan yang mempunyai tata cara yang telah diatur dalam struktur organisasi. Misalnya dalam Rapat kerja, Seminar, dan sebagainya.
b.    Komunikasi Informal : Komunikasi yang terjadi dialam suatu organisasi / perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi, biasanya isi pesan tidak terlalu resmi. Misalnya mengobrol sesama anggota.

Komunikasi Efektif
Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi. Menurut Tubbs, (Yusrizal:2005) “secara umum komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima”.
Tujuan dari Komunikasi Efektif yang sesungguhnya ialah memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara komunikator dan komunikan, dan pengiriman informasi dan umpan balik (feedback) dapat seimbang sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi hal sebagai berikut :
1.      Pemahaman terhadap pesan yang disampaikan
2.      Pesan yang dikirim oleh komunikator dapat diterima dan disetujui oleh komunikan dan adanya umpan balik (feedback) dari penerima pesan.
3.      Tidak adanya hambatan dalam proses komunikasi.
Implikasi Manajerial
Kata Implikasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti akibat. Kata implikasi dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu: dalam manajemen, logika dan linguistic. Pada pembahasan kali ini saya akan membahas tentang implikasi dalam manajemen. Dalam manajemen terdapat 2 macam implikasi yaitu :
1.      Implikasi Prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2.      Implikasi Kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Pada intinya Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam berorganisasi. Tanpa komunikasi sebuah organisasi tidak dapat menyatukan anggota dan tidak akan mencapai tujuan yang telah direncanakan. Komunikasi bisa menciptakan kedekatan antar anggota yang nantinya organisasi tersebut dapat semakin kuat dan cepat untuk mecapai tujuan yang telah direncanakan. Sekian pembahasan saya mengenai “Peran Komunikasi Dalam Organisasi” mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, semoga dapat membantu anda.
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Evert, Rekha Agarwala.1976. Communications in Organization.
Mulyana, Deddy 2000. Ilmu Komunikasi  Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Depok. Universitas Gunadarma
Sendjaja, S.Djuarsa. 1994.  Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wayne Pace R dan Faules Don F. 1998. Komunikasi Organisasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Faridah Ibrahim dan Chau Pao Ling, Jurnal Komunikasi Jilid 13 (8-14-1997) : www.ukm.my/jkom/journal/pdf_files/1997/V14-13_5.pdf (Minggu 16-03-2014 pukul 22:38 wib)
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_definisi_komunikasi (Sabtu 15-03-2014 pukul 10:12 wib)
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_komunikasi (Sabtu 15-03-2014 pukul 10:13 wib)
http://id.wikipedia.org/wiki/Implikasi (Sabtu 15-03-2014 pukul 10:47 wib)
http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2166075-pengertian-komunikasi-efektif/ (Sabtu 15-03-2014 pukul 10:56 wib)
Samudera Ilmu Institut, Jenis dan Proses Komunikasi : http://pelatihanguru.net/apa-itu-jenis-tahap-komunikasi-dan-pengertian-proses-komunikasi (Sabtu 15-03-2014 pukul 11:20 wib)
Dunia Tugas Asri, Komunikasi EEfektif dan Implikasi Manajerial : http://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/komunikasi-efektif-implikasi-manajerial/ (Sabtu 15-03-2014 pukul 11:12 wib)