Welcome

WELCOME TO MY BLOG
"Jadilah diri sendiri apa adanya"

Jumat, 18 Desember 2015

Exercise 1.3 Characterization of Distributed Systems

Nama: Nur Susilo Agung Prabowo
NPM: 15112474
Kelas: 4KA01

Exercise 1.3
Consider the implementation strategies for massively multiplayer online games as discussed in Section 1.2.2. In particular, what advantages do you see in adopting a single server approach for representing the state of the multiplayer game? What problems can you identify and how might they be resolved?

Answer:

Technically there is no significant difference in the workings of cloud and client applications on the server. Client sends request data or applications from the server, and the server will respond with running applications and send data to the client. The novelty is in the handling of the server. In the traditional client server, the server must be configured and managed, could be in the application server or the client, the client must know where the application data should be stored. While the cloud eliminates the hassles of managing servers, clients simply have to connect to the cloud via the Internet, the cloud will be managing his own where he will store applications and data, making backups, and others, the client does not need to know.

There are two types of MMO games. There are real-time games that have high interaction between user like Rising Force and Dota 2, and there are games that do not require high interaction between the user and the nature turn and wait like Pokopang and Ninja Saga. Two game genre requires two different architectures.
For games like Farmville standard architecture of the server is sufficient, because the gameplay is personal to each user does not need to be real-time interaction between users directly so low that bandwidth capacity is not too inedible. Games that require real-time interaction between hundreds or thousands of users need to have multiple servers because of the gameplay requires a lot of users directly involved in it, so there needs to be multiple servers to menshare bandwidth.

References:
  • Coulouris, Dollimore, Kindberg and Blair. 2012. Distributed Systems: Concepts and Design. Edition 5.
  • https://www.academia.edu/4851440/TUGAS_1_SISTEM_TERDISTRIBUSI_NAMA_KELOMPOK_PUSPANDA_HATTA_12_338755_PTK_08206_
  • http://123doc.org/document/2343931-distributed-systems-concepts-and-design.htm 


Kamis, 02 April 2015

PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

PARAGRAF DEDUKTIF DAN PARAGRAF INDUKTIF


Paragraf memiliki syarat kesatuan (mengacu ke perpautan makna, koherensi) jika hanya mempunyai satu topik dan kalimat-kalimat yang membentuk paragraf tidak menyimpang dari tema atau topik. Paragraf memiliki syarat kepaduan jika kalimat-kalimat yang membangun paragraf tersebut dirangkai secara logis dan dikaitkan dengan pengait paragraf, seperti ungkapan penghubung antar kalimat, kata ganti, dan pengulangan kata-kata penting. Dari sudut pandang cara penalaran, paragraf dikategorikan sebagai paragraf deduktif, induktif, dan induktif-deduktif. Namun pada tulisan ini saya akan membahas tentang paragraf deduktif dan paragraf induktif.

1.      Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang gagasan atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan diikuti kalimat-kalimat penjelas.
Contoh paragraf deduktif:
Pada hakikatnya, semua pimpinan perusahaan ingin bekerja secara cermat dan teliti. Seorang pimpinan perusahaan bertugas dalam mengambil keputusan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu segala perincian tentang penawaran, pemesanan, penerimaan, dan produksi benar-benar diteliti dan dijamin keamanannya. Namun, dalam prakteknya tidak dapat dihindari bahwa sekali waktu terjadi kesalahan, kekurangan, atau kerusakan. Kerusakan peti kemas merupakan kesalahan yang dapat menjadi masalah terhadap perusahaan dan pimpinan harus bertanggung jawab terhadap masalah tersebut.

2.      Paragraf induktif
Paragraf Induktif merupakan paragram yang gagasan atau kalimat utamanya terletak di akhir paragraf. Paragraf ini diawali dengan uraian-uraian yang berupa kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan suatu kesimpulan yang berupa kalimat utama.
Contoh paragraf induktif:
Demam tinggi pada anak-anak maupun orang dewasa selama beberapa hari dapat dicurigai sebagai gejala demam berdarah. Seseorang yang menderita demam berdarah mengalami pendarahan dari lubang hidung yang sering disebut mimisan. Seseorang yang mengalami gejala demam berdarah biasanya mengalami kondisi fisik yang lemah. Selain itu, muncul bintik-bintik merah pada kulit penderita. Semua gejala tersebut hendaknya diperhatikan sehingga jika terjadi gejala-gejala tersebut, penderita bisa langsung mendapat penangan medis dari dokter.

*Yang bergaris bawah merupakan gagasan atau kalimat utama.

Referensi:
·         Indriati Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
·         Zaenal. E. 2006. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo.
·         Staff Gunadarma : Link (Kamis 02, Maret 2015 21:17 WIB).

Senin, 12 Januari 2015

Konvensi Naskah

KONVENSI NASKAH

Pengertian Konvensi Naskah
Konvensi naskah merupakan aturan-aturan yang telah disepakati oleh suatu lembaga tertentu yang menyangkut penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan yang sudah disepakati sebagai bahan yang digunakan dalam menulis karya ilmiah, misalnya: laporan penelitian, skripsi, tesis, dll. Dalam pemuatan sebuah naskah yang baik dapat dilihat dari kerangka karangan yang telah dibuat sebelumnya, serte rincian-rincian yang telah dilakukan kemudian. Rincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea. Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik.

Jenis-Jenis Naskah
·         Naskah Formal
Suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi naskah.
·         Naskah Semi Formal
Suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi naskah.
·         Naskah Nonformal
Suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi naskah.

Persyaratan Formal Konvensi Naskah
Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.
Berikut ini merupakan unsur-unsur dalam penulisan sebuah karangan:
1.      Bagian Pelengkap Pendahuluan
a.       Judul Pendahuluan
b.      Halaman Judul
c.       Halaman Persembahan
d.      Halaman Pengesahan
e.       Kata Pengantar
f.       Daftar Isi
g.      Daftar Gambar
h.      Daftar Tabel
2.      Bagian Isi Karangan
a.       Pendahuluan
b.      Tubuh Karangan
c.       Kesimpulan
3.      Bagian Pelengkap Penutup
a.       Daftar Pustaka
b.      Lampiran
c.       Indeks
d.      Riwayat Hidup Penulis

Penjelesan Mengenai Unsur-Unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan
1.      Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau biasa disebut  halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.
a.         Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul pendahuluan merupakan nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai.
Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.

Unsur-Unsur yang harus diperhatikan dalam membuat judul:
·         Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
·         Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
·         Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
·         Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
·         Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
                   Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
·         Judul diketik dengan huruf kapital
·         Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat.
·         Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa   (NIM).
·         Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
·         Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital.

b.         Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja.

Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
c.         Halaman Pengesahan
Halaman ini digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.

Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.

Hal-hal yang perlu dihindarkan dalam halaman pengesahan:
·      Menggaris bawahi nama dan kata-kata lainnya.
·      Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
·      Tulisan melewati garis tepi
·      Menulis nama tidak lengkap
·      Menggunakan huruf yang tidak standar.
·      Tidak mencantumkan gelar akademis.

d.        Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
·      Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·      Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
·      Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah.
·      Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
·      Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
·      Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
·      Harapan penulis atas karangan tersebut.
·      Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.

e.         Daftar Isi
Daftar isi merupakan bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.

Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.

f.          Daftar Gambar
Bila dalam sebuah karya ilmiah  terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.

g.         Daftar Tabel
Bila dalam sebuah karya ilmiah terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.


2.      Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a.       Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab I  karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.

Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
·      Latar Belakang Masalah
Alasan atau penalaran yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.

Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.

Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.engungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya:bagaimana...., mengapa.....

Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.

·      Tujuan Penulisan
Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.

·      Ruang Lingkup Masalah
Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.

·      Landasan Teori
Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.

·      Sumber Data Penulisan
Sumber data sekunder dan data primer. Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.

·      Metode dan Teknik  Penulisan
Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.

·      Sistematika Penulisan
Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.

b.      Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:­
·      Ketuntasan Materi
·      Kejelasan Uraian atau Deskripsi

c.       Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.

3.      Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a.       Daftar Pustaka
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Contoh: Gorys Keraf. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

b.      Lampiran
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.

c.       Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.

d.      Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.

REFERENSI
HS, Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
Maryani, Yani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Keraf, Gorys. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah, 1994.
Staff Gunadarma: Link (12-01-2015 20:33).


Rabu, 24 Desember 2014

KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA, dan CATATAN KAKI

KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA, dan CATATAN KAKI


Dalam membuat sebuah karya tulis kita tidak mungkin hanya berpedoman kepada pemikiran sendiri, pastinya kita membutuhkan pemikiran orang lain untuk memperkuat argument kita. Dalam membuat karya tulis tersebut kita membutuhkan beberapa sumber yang dapat menguatkan argumen kita. Dalam mengambil sumber-sumber tersebut kita perlu mencantumkan kutipan atau daftar pustaka. Dengan menyisipkan kutipan atau daftar pustaka berarti kita sudah bisa menghargai tulisan orang lain, dengan hal itu kita tidak dikatakan menjiplak ataupun biasa disebut plagiat. Oleh sebab itu dalam sebuah karya tulis sangat memerlukan kutipan atau daftar pustaka, namun masih banyak orang-orang yang belum memahami akan pentingnya hal tersebut. Dalam tulisan kali ini saya akan sedikit membahas tentang kutipan dan daftar pustaka.

KUTIPAN
Pengertian Kutipan
Menurut Bernandus, kutipan adalah pernyataan, gagasan, ide, atau pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Sedangkan menurut Wasty, kutipan ialah ambil alihan konsep atau pendapat orang lain sebagaimana tertulis dalam karya tulisnya kata demi kata. Proses pengambilan ide atau gagasan itu disebut mengutip. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengutip ialah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Kutipan bisa diambil dari buku, kamus, ensiklopedia, artikel, jurnal, majalah, media massa, dan sebagainya.

Prinsip-Prinsip Mengutip
Dalam mengutip kita perlu mengetahui bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip tulisan orang lain. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dalam mengutip:
·      Dalam mengutip tidak boleh membenarkan kata atau kalimat yang salah dari sumber kutipan.
·      Dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan.

Jenis-Jenis Kutipan
·      Kutipan Langsung
Kutipan langsung merupakan peminjaman pendapat atau gagasan dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari teks aslinya. Dalam kutipan ini kita tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan. Kutipan terdiri dari kutipan langsung dan pendek dan kutipan langsung panjang.
·      Kutipan langsung pendek: adalah kutipan yang terdiri dari tiga baris atau kurang. Setelah kutipan selesai, diberi nomor urut penunjuk, ditulis sumber dari mana kutipan diambil, menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil (Penulis, Tahun:Halaman).
·    Kutipan langsung panjang: adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari 3 baris. Jarak antar baris kutipan satu spasi, sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan, Di belakang kutipan diberi sumber kutipan, Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip, dan Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada  bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris.
Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggaris bawahi  bagian yang dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: (oleh pengutip).
·      Kutipan tidak langsung (indirect quotation)
Kutipan tidak langsung merupakan kutipan hasil karya, hasil penelitian, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat sendiri (penulis menggunakan kalimat yang disusun sendiri). Kutipan tidak langsung ditulis menyati dengan teks yang kita buat dan tidak diapit oleh tanda petik.

DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Gorys Keraf (1997:213), daftar pustaka sebuah daftar yang berisi judul, buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai  pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dan karangan yang telah digarap. Menurut Ninik M. Kuntaro (2007:195), daftar pustaka adalah salah satu teknik notasi ilmiah yang merupakan kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi saat menulis karangan ilmiah. Adapun definisi daftar pustaka menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dan sebagainya yang ditempatkan  pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar pustaka merupakan daftar dari berbagai sumber yang digunakan untuk menulis sebuah buku atau karya tulis ilmiah. Daftar pustaka dan kutipan memiliki fungsi yang bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Unsur-Unsur Daftar Pustaka
Adapun unsur-unsur yang harus terdapat dalam daftar pustaka, diantaranya:
·      Nama pengarang: dikutip secara lengkap.
·      Judul Buku: termasuk judul tambahannya.
·      Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid, dan jumlah halaman buku tersebut.
·      Untuk sebuah artikel diperlukan judul artikel, nama majalah, jilid, nomor dan tahun.

Cara Menulis Daftar Pustaka
A.  Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku:
1.    Penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan.
2.    Tahun pembuatan atau penerbitan buku.
3.    Judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik).
4.    Tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua).
5.    Penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik).
Contoh: Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Bahasa Indonesia Non Kependidikan. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
B.  Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama:
1.    Tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai.
2.    Tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ (  )] setelah itu beri (tanda titik).
3.    Judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok.
4.    Penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (titik dua : ).
5.    Nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok.  Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka.
Contoh: Arifin.E.Zaenal dan S.Amran Tasai 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta.
C.  Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet:
1.    Tulis nama.
2.    Tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik).
3.    Tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik).
4.    Tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma.
5.    Tulis tanggal pengambilan data tersebut ok.
Contoh: lbarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 25 Desember 2014.
D.  Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi
1.    Tulis nama penyusun.
2.    Tulis tahun yang tercantum pada sampul / cover.
3.    Tulis judul skripsi, tesis, atau disertasi ditulis dengan huruf miring.
4.    Nama kota tempat perguruan tinggi dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh: Hulquist, M. 1985. The Adverb just in American English usage. Master‟s thesis, Applied linguistics, University of California, Los Angeles. Wahyuningdyah, R.Y. 1996. Analisis Faktor-faktor Motivasi dan Hubungannya dengan Produktifitas Tenaga Kerja Akademik Kopertis Wilayah V.Tesis tidak Diterbitkan. Yogjakarta. Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.

CATATAN KAKI
Pengertian Catatan Kaki
Menurut Gorys Keraf (2004:218), catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks, naskah, atau tulisan yang ditempatkan pada kaki halaman tulisan yang bersangkutan. Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/ bibliografi.

Cara Penulisan Catatan Kaki
·      Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
·      Catatan kaki diketik berspasi satu.
·      Diberi nomor dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
·      Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
·      Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
·      Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
·      Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
·      Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Contoh:
Sidi Gazalba, Maut: Batas Kebudayaan dan Agama (Jakarta: Penerbit Tintamas Indonesia, 1972), 100
Penjelasan : buku bersangkutan baru pertama kali dikutip, dan kutipan itu diambil di halaman 100.

Referensi
·  Jurnal: link  (25 Desember 2014 11:30 WIB).
·      Wikipedia: link (25 Desember 2014 10:30 WIB).
·  Yulita (2010). Pengertian Fungsi, dan Jenis Kutipan. From  link , 25 Desember 2014 11:09 WIB
·      Kamdhi, J.S. 2013. Terampil Berwicara Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SLTA Kelas 2. Jakarta: Grasindo.