KALIMAT DASAR
·
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur
minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap
dengan maknanya. Menurut Slametmuljana (1969) menjelaskan kalimat sebagai
keseluruhan pemakaian kata yang berlaku, disusun menurut sistem bahasa yang
bersangkutan. Menurut Darjowidodo menyatakan bahwa kalimat ialah bagian
terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang
utuh secara ketatabahasaan. Adapun yang beranggapan kalimat merupakan satuan
bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran dan menyatakan makna yang
lengkap. Jadi, dapat saya ambil kesimpulan
kalimat adalah susunan kata yang dirangkai untuk mendapatkan makna yang
lengkap dalam bentuk lisan maupun tulisan.
·
Unsur-unsur Kalimat
o Subjek (S)
Subjek
merupakan bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal,
atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi dengan kata
benda, frasa, atau klausa. Contoh: Ibuku
sedang memasak.
Ciri-ciri
subjek:
§ Jawaban apa atau siapa,
§ Didahului kata bahwa,
§ Berupa kata atau frasa benda,
§ Disertai kata ini atau itu,
§ Kata sifat didahului kata si atau sang,
§ Tidak didahului preposisi
§ Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi
dapat dengan kata bukan.
o Predikat (P)
Predikat
merupakan bagian kalimat yang memberitahu suatu tindakan atau keadaan bagaimana
subyek (pelaku). Contoh: Ibuku sedang
memasak.
Ciri-ciri
predikat:
§ Jawaban mengapa, bagaimana,
§ Dapat diingkarkan dengan tidak atau buka,
§ Dapat didahului keterangan aspek: akan, mudah,
sedang, hampir,
§ Dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya,
seharusnya,
§ Tidak didahului kata yang,
§ Didahului kata adalah, ialah, yakni,
§ Predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat,
atau bilangan.
o Objek (O)
Subjek
dan predikat cenderung muncul secara eksplisit di dalam kalimat, namun objek
tidaklah demikian halnya. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan
kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunya tiga unsur utama
subjek, predikat, dan objek. Contoh: Mahasiswa itu menerangkan tentang skripsinya.
Ciri-ciri
Objek:
§ Berupa kata benda,
§ Tidak didahului kata depan,
§ Mengikuti secara langsung di belakang predikat
transitif, dan
§ Dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat
tersebut dipasifkan.
o Pelengkap (Pel)
Perelengkap
merupakan unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan
objek, dan melengkapi struktur kalimat. Ciri-ciri pelengkap:
§ Bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat
itu tidak tidak jelas dan tidak lengkap informasinya.
§ Terletak dibelakang predikat yang bukan kata kerja
transitif,
·
Melengkapi
struktur : ia menjadi rektor.
·
Mengkhususkan
makna objek: ibu membawakan saya oleh-oleh.
o Keterangan (K)
Keterangan
di dalam kalimat berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi pesan-pesan
kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas, hal ini dapat
dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan
informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.
Ciri-ciri
keterangan:
§ Bukan unsur utama kalimat, tetapi keberadaannya
sangat dibutuhkan, misalnya surat undangan tanpa keterangan menjadi tidak
komunikatif.
§ Tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau
akhir kalimat.
§ Dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat,
sebab, akibat, syarat, cara, posesif, dan pengganti nomina.
§ Dapat berupa keterangan tambahan dapat berupa
aposisi, misalnya: keterangan tambahan subjek, tidak dapat menggantikan subjek,
sedangkan oposisi dapat menggantikan subjek. Contoh: Joko Widodo, Presiden RI 2014-2019 pernah menjabat
sebagai Gubernur Jakarta.
·
Pola Kalimat Dasar
o Kalimat dasar berpola S P
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat untuk tipe ini
dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
Contohnya
: Mereka sedang bermain.
o Kalimat dasar berpola S P O
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. Subjek dan objek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif.
Contohnya : Mereka sedang membuat mainan.
o Kalimat dasar berpola S P Pel
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap.
Contohnya
: Anaknya sedang beternak ayam.
o Kalimat dasar berpola S P O Pel
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap.
Contohnya : Hani
mengirimi saya surat.
o Kalimat dasar berpola S P K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan karena diperlukan oleh predikat.
Contohnya
: Mereka berasal dari Jakarta.
o Kalimat dasar berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Contohnya : Kami menyimpan
pakaian ke dalam lemari.
o Kalimat dasar berpola S P Pel K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi.
o Kalimat dasar berpola S P O Pel K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan.
Contohnya
: Dia mengirimi orang tuanya uang setiap bulan.
·
Jenis-jenis Kalimat
Kalimat dapat dibedakan berdasarkan :
1.
Jumlah Klausa
2.
Fungsi Isinya
3.
Kelengkapan
unsurnya
4.
Susunan subjek
predikatnya
Berdasarkan jumlah
klausa kalimat dibedakan menjadi :
1.
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri atas
subjek dan predikat, namun bisa diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur
tambahan, asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak boleh membentuk pola kalimat
yang baru.
Contohnya : Komputernya rusak.
Kalimat tunggal dapat berupa :
a.
Kalimat nominal
b.
Kalimat
adjectival
c.
Kalimat verbal
d.
Kalimat numerial
2.
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua
pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan
anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan
melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memiliki konjungsi di dalamnya,
konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Jenis-jenis kalimat majemuk adalah sebagai berikut :
a.
Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua
kalimat atau lebih kalimat tunggal yang memiliki kedudukan sejajar atau
sederajat. Kalimat majemuk setara terbagi menjadi 4 yaitu :
·
Kalimat majemuk
setara gabungan menggunakan : dan, serta
o Dosen sedang menerangkan pelajaran dan mahasiswa mendengarkannya dengan
cermat.
o Dosen serta
mahasiswa bekerja secara kreatif dan inovatif.
·
Kalimat majemuk
setara pilihan menggunakan kata atau
o Saya pergi ke kampus atau menghadiri seminar?
·
Kalimat majemuk
setara urutan menggunakan kata lalu, lantas, dan kemudian
o Budi pulang lalu
pergi menjemput anaknya
o Kami menyelesaikan tugas lantas tidur.
o Kami bekerja dan menabung kemudian mengawali bisnis
ini.
·
Kalimat majemuk
setara berlawanan menggunakan kata tetapi
o Mahasiswa itu mengharapkan nilai ujian yang tinggi, tetapi malas belajar.
o Ia bukan pintar melainkan
rajin.
o Orang itu giat belajar, sedangkan adiknya malas.
b.
Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat disusun berdasarkan jenis
anak kalimatnya. Kalimat majemuk bertingkat ada 8 macam, dibedakan berdasarkan
jenis anak kalimat (AK) yaitu:
·
AK keterangan
waktu menggunakan kata ketika, waktu, saat, setelah, sebelum. Contohnya:
o Waktu diangkat sebagai pejabat, beliau belum menunjukkan
kewibawaannya.
·
AK keterangan
sebab menggunakan kata sebab, lantaran, karena. Contohnya:
o Orang itu meninggal dunia karena menderita sakit
jantung.
·
AK keterangan
hasil (akibat) menggunakan kata hingga, sehingga, akhirnya. Contohnya:
o Banu rajin belajar sehingga ia mendapatkan juara
dikelas.
·
AK keterangan
syarat menggunakan kata jika, apabila, kalau, andai kata. Contohnya:
o Saya akan dibelikan sepeda apabila saya juara kelas.
·
AK keterangan
tujuan menggunakan kata agar, supaya, demi, untuk, guna. Contohnya:
o Kita harus belajar sungguh-sungguh demi masa depan
yang cerah.
·
AK keterangan
cara menggunakan kata dengan, dalam. Contohnya:
o Dosen itu menerangkan materi dengan jelas.
·
AK keterangan
posesif menggunakan kata meskipun, walaupun, biarpun. Contohnya:
o Walaupun ia hidup sederhana, ia tetap bahagia.
·
AK keterangan
pengganti nomina menggunakan kata bahwa. Contohnya:
o Dosen menegaskan bahwa mahasiswa harus belajar
dengan sungguh-sungguh.
Berdasarkan fungsi
isinya kalimat dibedakan menjadi:
1.
Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat ini dipakai jika penutur ingin menyatakan
sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan
berbahasanya.
Contoh:
Positif : Presiden Joko Widodo mengadakan kunjungan
ke luar negeri.
Negatif : Dalam kunjungan tersebut beliau tidak
mendapat respon yang baik.
2.
Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat ini dipakai jika penutur ingin memperoleh
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Pertanyaan sering menggunakan
kata tanya seperti bagaimana, dimana, mengapa, berapa, dan kapan. Contohnya:
Mengapa kamu memilih kuliah disini?
3.
Kalimat Perintah (Imperatif)
Kalimat ini dipakai jika penutur ingin melakukan
perintah atau larangan kepada seseorang dalam berbuat sesuatu.
Contoh: budi
Tolong tutup kembali pintu itu.
4.
Kalimat Seruan (Ekslamatif)
Kalimat ini dipakai jika penutur ingin mengungkapkan
perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. Contoh: Nah, ini dia yang kutunggu
dari tadi.
Berdasarkan susunan unsur subjek dan predikatnya
kalimat dibedakan menjadi:
1.
Kalimat versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya
mendahului subjeknya. Kalimat ini biasanya digunakan untuk penekanan atau
ketegasan makna.
Contoh: Ambilkan gula di atas kulkas itu!
2.
Kalimat inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur
kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (SPOK).
Sumber:
- YB. Sudarmanto, Bahasa Indonesia, Grasindo, Jakarta, 2007. Link
- http://fatih-io.biz/pengertian-kalimat-menurut-para-ahli.html
- wikipedia kalimat. Link
- wikipedia pola kalimat. Link
- https://docs.google.com/document/d/18Lv5yg0BsjiPL_XGVrOHEs-QN_UZwNnYTKA79SrXhI0/edit?pli=1