EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN)
Ejaan merupakan keseluruhan peraturan mengenai
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang itu.
Ejaan membicarakan tentang : penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian
tanda baca. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) ialah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, dimulai dari
pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur
serapan. Ejaan ini diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972, kemudian pada tahun
1976 disusunlah buku pedomaan mengenai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Hal-hal
yang ditekankan pada EYD adalah sebagai berikut:
1.
Pemakaian Huruf
A.
Huruf Abjad
Abjad merupakan huruf yang biasanya mempunyai urutan
yang tetap. Huruf abjad yang terdapat didalam Bahasa Indonesia terdiri dari :
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q,
R, S, T, U, V, W, Y, X, dan Z.
B.
Huruf Vokal
Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat
bicara jika aliran udara yang keluar dari paru-paru tidak mengalami hambatan. Huruf
vokal yang terdapat didalam Bahasa Indonesia adalah : a, i, u, e, dan o.
C.
Huruf Konsonan
Konsonan adalah bunyi yang dihasilkan jika aliran
udara yang keluar dari paru-paru mengalami hambatan. Huruf konsonan yang
terdapat didalam Bahasa Indonesia teridiri dari :
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w,
y, x, dan z.
D.
Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia, huruf diftong
dilambangkan dengan : ai, au, dan oi.
E.
Gabungan Huruf
Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia, terdapat 4 gabungan huruf
yang melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy.
F.
Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar dapat dilakukan
dengan kaidah-kaidah sebagai berikut.
·
Jika di tengah
ada vokal yang berurutan, pemenggalan dilakukan diantara kedua vokal itu. Contohnya
: ra-ih, sa-at, au-ra, ko-boi.
·
Jika di tengah kata
ada konsonan diantara dua vokal, pemenggalan dilakukan sebelum konsonan itu. Contohnya
: te-puk, ka-rang, ku-lit.
·
Jika di tengah
kata ada dua konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan diantara kedua
konsonan tersebut. Contoh : ten-dang, lem-par, kem-bang.
·
Jika di tengah
kata ada tiga buah konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara
konsonan yang pertama dengan yang kedua. Contoh : im-pre-sif, ikh-las.
2.
Penulisan Huruf
A.
Penulisan Huruf
Kapital
Seperti yang kita ketahui bahwa huruf
kapital digunakan untuk mengawali kalimat yang baru. Di samping itu
huruf kapital juga digunakan sebagai :
·
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab suci.
Contoh : Hanya Engkaulah yang kami sembah.
·
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf petikan pertama. Contoh : Kakak bertanya, “Mengapa kamu
sedih?”.
·
Nama jabatan
juga ditulis diawal dengan huruf kapital apabila dikaitkan dengan nama instansi
atau nama daerah sebagai pengganti nama diri. Contoh : Gubernur DKI Jakarta.
·
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang diikuti oleh nama orang. Contoh : Pangeran Dipenogoro.
·
Nama diri atau
nama lembaga yang terdiri atas beberapa kata. Contoh : Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma.
B.
Huruf Tebal dan
Miring
Seperti halnya nama lembaga, judul buku atau
karangan kata-katanya harus diawali dengan huruf kapital. Kecuali yang berupa
kata tugas. Berbeda dengan nama lembaga, judul buku atau nama majalah, harus
ditulis dengan huruf tebal. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan
nama buku, majalah, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk menegaskan atau
mengkhususkan kata.
Contoh :
·
Tata Bahasa Baku Indonesia
·
Judul jika dicetak menggunakan huruf miring : “Ejaan yang Benar
dalam bahasa Indonesia “.
·
Menuliskan nama
ilmiah : Nama ilmiah buah manggis ialah carcinia mongostana.
3.
Penulisan Kata
A.
Kata Dasar
ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh : Bapak percaya bahwa engkau benar.
B.
Kata Turunan
(Imbuhan) terdiri dari awalan, sisipan, dan akhiran ditulis serangkai dengan
kata dasar. Contoh : bergetar, dan dikelola.
C.
Bentuk Ulang
ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti
tunggu (kupu-kupu), jamak (anak-anak), maupun yang berbentuk berubah beraturan
(sayur-mayur).
D.
Gabungan Kata
(kata majemuk) termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh : duta besar,
orang tua.
E.
Kata Ganti
(kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh : kumiliki, kauambil,
miliknya.
F.
Kata Depan
(preposisi = di, ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti
kepada, daripada, keluar, kemari,dll. Contoh : di dalam, ke tengah, dari
Surabaya.
G.
Kata si dan sang
ditulis terpisah. Contoh : Sang harimau marah kepada si kancil
H.
Partikel lah,
kah, dan tah ditulis serangkai, partikel pun ditulis terpisah, dan partikel per
ditulis terpisah.
4.
Singkatan dan Akronim
Singkatan merupakan bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari
satu huruf atau lebih.
·
Singkatan nama
orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Contoh :
sarjana komputer = S.Komp
·
Singkatan nama
resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan/organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital
tanpa tanda titik. Contoh : DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).
·
Lambang kimia,
singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang asing tidak diikuti
tanda titik. Contoh besi = Fe
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,
suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan
sebagai kata.
·
Akronim nama
diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital. Contoh : ABRI, LAN, SIM.
·
Akronim nama
diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh : Akabri, Bappenas.
·
Akronim yang
bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun huruf dan suku
kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil. Contoh : pemilu,
radar, rudal, tilang.
5.
Penulisan Unsur Serapan
Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi
atau mengambil dari istilah bahasa asing yang sudah menjadi istilah dalam
Bahasa Indonesia.
Contoh : president menjadi presiden.
6.
Penulisan Angka dan Bilangan
·
Angka dipakai
untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor, ditulis dengan angka Arab atau
Romawi
·
Angka dipakai
untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, nilai uang, dan kuantitas.
·
Angka dipakai
untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
·
Lambang bilangan
tingkat dituliskan dengan angka Romawi, tanda hubung ke-, atau dirangkai jika
angka dinyatakan dengan kata.
·
Lambang bilangan
yang mendapat akhiran –an ditulis dengan tanda hubung antara angka “-an”.
·
Lambang bilangan
pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
7.
Pemakaian Tanda Baca / Pungtuasi
Ada berbagai macam tanda baca atau pungtuasi yaitu :
titik (.), koma(,), titik koma(;), titik dua(:), dan tanda petik (“).
·
Tanda titik (.)
Tanda titik dipakai untuk menandari
berakhirnya kalimat, setelah nomor bab, penomoran bab, gelar yang diletakkan
dibelakang, dan tanda titik juga digunakan dalam daftar pustaka. Contoh : Alisyahbana,
Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa Baru Indonesia. Jakarta: Pustaka
Rakyat.
·
Tanda koma (,)
Koma digunakan untuk menandai adanya
jeda atau kesenyapan antara dalam suatu kalimat. Tanda koma sering digunakan
setelah seruan, seperti: ah, wah, aduh, ya, hai, dan sebagainya. Juga sesudah
kata-kata seperti meskipun begitu, jadi, namun demikian, oleh karena
itu, maka dari itu. Tanda koma juga digunakan dalam kalimat majemuk yang
anak kalimatnya mendahului induk kalimatnya.
Contoh : Meskipun
hari hujan, ia tetap pergi ke kantor.
Adapun tanda koma
biasanya digunakan pada :
o Tanda koma digunakan juga untuk memisahkan dua
kalimat yang setara yang dihubungkan dengan kata tetapi, atau, melainkan.
o Tanda koma juga digunakan untuk membatasi
unsur-unsur dalam suatu perincian.
o Tanda koma juga digunakan dalam rujukan kurung atau
dalam rujukan tahun dan halaman, untuk membatasi nama akhir pengarang dengan
tahun penerbit.
o Tanda koma juga digunakan untuk membatasi kata-kata
dalam kalimat petikan langsung.
o Tanda koma sering digunakan untuk mengapit atau
menyisipkan keterangan tambahan.
·
Titik koma (;)
Tanda titik koma digunakan untuk
memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara. Tanda titik koma digunakan
juga untuk memisahkan kalimat-kalimat dalam suatu perincian.
·
Titik dua (:)
Tanda titik dua dipakai akhir suatu
pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau perincian. Tanda titik
dua juga digunakan untuk pemerian yang berbentuk formula. Tanda titik dua juga
digunakan untuk membatasi judul karangan dengan subjudulnya. Dan tanda titik
dua juga digunakan untuk membatasi judul karangan dengan subjudulnya, di antara
surat dan ayat dalam kitab suci, diantara tahun dan halaman dalam rujukan
kurung antara nama kota dan nama penerbit dalam daftar pustaka.
Contoh :
· Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma mempunyai dua jurusan: Jurusan Akuntansi dan Jurusan
Manajemen.
·
Ketua : Meilani
·
Ekonomi dan
Koperasi: Suatu Pengantar Singkat (Ramlan, 1982 :12)
·
Tanda petik (“)
Di atas disebutkan bahwa yang ditulis dengan
tanda petik dalam tulisan atau ketikan biasanya dicetak dengan huruf miring.
Penggunaan tanda petik dalam petikan langsung tidak dicetak dengan huruf
miring, melainkan tetap dicetak dengan suatu majalah pun tanda petik itu tetap
digunakan. Dalam karangan tercetak tanda petik juga digunakan untuk menandai
kata-kata yang tidak digunakan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya : Itu dia
“pahlawan” kita datang.
·
Tanda Hubung (-)
Tanda hubung digunakan untuk
menghubungkan kata-kata yang diulang seperti meja-meja , berjalan-jalan,
buah-buahan. Tanda hubung digunakan apabila huruf-huruf dirangkaikan dengan
bilangan, huruf kecil, atau huruf kecil yang dirangkaikan dengan huruf kapital.
Tanda hubung juga digunakan untuk membatasi tanggal, bulan, dan tahun apabila
semuanya ditulis dengan angka.
Contoh :
·
Jakarta,
27-11-2005
·
Abad ke-20
8.
Tanda-tanda baca yang lain
Tanda–tanda baca yang lain ialah tanda pisah (-),
tanda elipsis (…), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda
kurung ( ), tanda kurung siku ([ ]), tanda garis miring (/) dan
tanda penyingkat/apostrof (‘).
·
Tanda pisah juga
digunakan dalam arti ”sampai dengan”. Contoh : Semarang – Jakarta.
·
Tanda elips (…)
digunakan untuk menandai tuturan yang terputus-putus.
·
Tanda tanya
digunakan untuk menandai kalimat tanya dan diletakan di akhir kalimat. Contoh :
Di mana ruamhmu?
·
Tanda seru
digunakan untuk menandai seruan/perintah/panggilan.
·
Tanda kurung
juga untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan
bagian yang pokok dari pembicaraan.
·
Tanda kurung
siku digunakan sebagai tanda koreksi bahwa dalam naskah itu terdapat huruf ,
kata, atau kelompok kata yang ditulis di antara tanda kurung siku tersebut.
·
Tanda penyingkat
atau apostrof (‘) digunakan untuk menunjukan adanya bagian –bagian yang
dilesapkan.
Demikianlah sedikit yang dapat saya jelaskan
mengenai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) semoga dengan adanya tulisan ini dapat
membantu teman-teman untuk lebih memahami tentang EYD dan menerapkannya dalam
kegiatan sehari-hari.
Sumber :
Waridah Ernawati, EYD & Seputar
Kebahasa-Indonesiaan, KawanPustaka, Jakarta, 2008. Link
Tidak ada komentar:
Posting Komentar