PARAGRAF (ALINEA)
Pengertian
Paragraf
Paragraf atau alinea merupakan bagian terkecil dalam
karya tulis yang menyatakan suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih
luas dari kalimat (Keraf, 1984). Sedangkan Johannes (1979) mendefinisikan gaya
bahasa tulis sebagai keseluruhan hasil pemilihan kata serta cara menyusun
kata-kata itu dalam kalimat, kalimat dalam paragraf, dan paragraf dalam
karangan. Dalam
kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya
yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang
dipakai dalam penulisan ilmiah.
Dalam paragraf terkandung satu unit pikiran yang
didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat
pengenal, kalimat utama, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat
ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Unsur-Unsur
Paragraf
1.
Kalimat Utama
(Topik)
Kalimat utama merupakan kalimat terpenting yang
mengungkapkan gagasan utama dalam kalimat yang bersangkutan. Letak kalimat
utama biasanya diawal paragraf. Namun, tidak menutup kemungkinan kalimat utama
terletak diakhir atau diawal dan diakhir paragraf. Adapun ciri-ciri kalimat
utama yaitu:
·
Mengandung permasalahan
yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
·
Mengandung kalimat
lengkap yang berdiri sendiri
·
Mempunyai arti
yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
·
Dapat dibentik
tanpa kata sambung atau transisi
2.
Kalimat
Pendukung (Penjelas)
Kalimat pendukung atau penjelas berfungsi untuk
menjelaskan atau mendukung gagasan atau ide utama. Kalimat penjelas biasanya
dinyatakan ke dalam beberapa kalimat. Adapun ciri-ciri kalimat pendukung yaitu:
·
Merupakan kalimat
yang tidak dapat berdiri sendiri
·
Makna kalimat
baru muncul setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf.
·
Dalam pembentukkannya
sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung (kalimat transisi)
·
Isinya berupa
rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat
utama.
3.
Kata Penghubung
dalam Kalimat
Kata penghubung (konjungsi) merupakan kata yang
menghubungkan antara kata, frasa, atau kalimat. Adapun kata yang sering
digunakan sebagai kata penghubung yaitu: dan, serta, atau, ini, itu, tersebut,
demikian, dan sebagainya.
Syarat-Syarat
Paragraf
Adapun tiga syarat untuk membuat paragraf yang baik,
yaitu :
1.
Kesatuan
Semua
kalimat yang menyusun paragraf bersama-sama menguraikan dan terpusat pada satu
tema atau gagasan saja.
2.
Koherensi atau Kepaduan
Ada
kekompakan hubungan antara kalimat yang membentuk paragraf. Kalimat yang satu
mengantar pembaca kepada kalimat berikutnya dalam suatu runtutan yang masuk
akal. Selain itu untuk merangkai kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya
menjadi kesatuan harmonis dapat digunakan kata ganti, kata transisi, atau
pengulangan kata kunci (Arifin & Tasai, 1993).
3.
Pengembangan
Alenia
Paragraf
harus dikembangkan agar memiliki isi yang memadai, memiliki sejumlah rincian
yang terpilih untuk mendukung gagasan utama (Keraf, 1984, Sakri, 1988). Terdapat
dua macam teknik yang digunakan untuk pengembangan paragraf, yaitu:
A. Teknik
menggunakan ilustrasi: Apa yang dikatakan kalimat topik itu digambarkan dengan
kalimat-kalimat penjelas sehingga pembaca dapat menangkap apa yang dimaksud
oleh penulis.
B. Teknik
menggunakan analisis: Apa yang dinyatakan kalimat topic dianalisis secara logis
sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan. Dalam teknik ini
dapat dibagi menjadi beberapa cara yaitu:
1)
Pengembangan Paragraf
dengan Memberikan Alasan-alasan
Alasan-alasan yang digunakan untuk
mengembangkan paragraf dalam jenis ini ialah sebab-akibat, terlebih dahulu
dikemukakan fakta yang menjadi sebab (pikiran utama) terjadinya sesuatu
kemudian diikuti rincian-rincian sebagai akibatnya (pikiran penjelas).
Contoh :
Berusaha merupakan salah satu kunci
sukses manusia. Dengan usaha yang keras manusia akan semakin termotivasi untuk
melakukan hal yang lebih lagi. Selain itu, dengan usaha yang lebih akan
memotivasi seseorang menjadi lebih giat dalam melakukan sesuatu hal yang sudah
direncanakan. Tanpa adanya usaha manusia akan lebih susah dalam menjalani
hidupnya.
2)
Pengembangan
Paragraf dengan Memberikan Contoh
Pengembangan jenis ini mengemukakan
suatu pernyataan, kemudian disebutkan rincian-rincian berupa contoh yang nyata.
Berikut ini contoh pengembangan paragraf dengan memberikan contoh-contoh:
Kecelakaan sering terjadi, pada umumnya
terletak pada pengemudi kendaraan. Kesalahan pengemudi yang sering terjadi
diantaranya melaju dengan kecepatan tinggi, ugal-ugalan, dan mengantuk. Adapun
faktor lain selain pengemudi misalnya kendaraan yang tidak layak, rem blong,
dan ban pecah. Oleh sebab itu sebelum berkendara kita haruslah memperhatikan
atau mempersiapkan fisik kita serta kendaraan yang akan kita gunakan.
3)
Pengembangan
Paragraf dengan Menampilkan Fakta-Fakta
Pengembangan jenis ini mengemukakan
pendapat umum yang menjadi pikiran utama kemudian kalimat-kalimat penjelas yang
merupakan fakta-fakta yang meyakinkan pendapat tersebut. Berikut ini contoh
pengembangan paragraf dengan memberikan fakta-fakta:
Banyak ilmuwan Indonesia yang tidak
dapat menggunakan paragraf secara efektif. Kagagalan ini terjadi karena tidak
dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat-kalimat yang koheren
serta berhubungan secara sebab dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan
gagasan atau tema. Oleh karena itu, sering dijumpai tulisan yang sukar dipahami
sebab tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya untuk menghasilkan argumen yang
meyakinkan.
4)
Pengembangan
Paragraf dengan Bercerita
Pada umumnya penulis mengungkapkan
kembali peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu atau masih berlangsung apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara
ini.
Contoh:
Setelah melewati Kota Bogor kami
melewati kawasan puncak. Dimana kami melihat disekeliling kami bukit-bukit yang
indah, pepohonan yang rindang, serta kebun teh yang luas. Disamping itu kami
melewati jalan yang menanjak dan berliku-liku.
Macam-Macam
Paragraf
1.
Berdasarkan
Posisi Kalimat Utama
A. Paragraf Deduktif
Pada
tipe ini kalimat utama ditempatkan pada awal paragraf. Lalu diikuti oleh
kalimat penjelas dan kata penghubung sebagai uraian atau rincian permasalahan paragraf.
Contoh:
Terminal
kampung rambutan merupakan terminal terbesar di kota Jakarta. Seluruh kendaraan
umum dari dalam maupun luar kota singgah diterminal ini. Selain itu bus-bus
dari luar pulau jawa banyak membawa penumpang menuju Jakarta maupun
meninggalkan Jakarta.
B. Paragraf Induktif
Pada
tipe ini kalimat utama ditempatkan pada akhir paragraf.
Contoh:
Semua
orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya bagi suatu
negara. Tanpa bahasa, komunikasi tidak akan lancar dan informasi tidak dapat disampaikan.
Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
C. Paragraf Deduktif Induktif
Pada
tipe ini kalimat utama ditempatkan pada awal dan akhir paragraf.
Contoh:
Internet
merupakan sumber informasi yang tidak terbatas. Dengan adanya internet semua
orang bisa mengakses informasi mengenai apapun tanpa batas. Selain itu internet
pun dapat menjadi media bertukar informasi satu sama lain. Jadi jelaslah bahwa
internet itu sangat membantu dalam mencari sebuah informasi yang kita butuhkan.
D. Paragraf Tanpa Kalimat Utama
Pada
tipe ini paragraf tidak mempunyai kalimat-kalimat yang sama pentingnya sehingga
tidak ada satu pun kalimat yang bukan kalimat utama.
Contoh:
Matahari
belum terlalu tinggi. Embun masih tampak berkilauan. Bunga-bunga bermekaran
diterpa sinar matahari. Nampak kupu-kupu terbang dari bunga yang satu ke bunga
yang lain. Angin pun sepoi-sepoi terasa menyejukkan hati.
2.
Berdasarkan
Fungsi dalam Sebuah Karangan
A. Paragraf Pembuka: biasanya paragraf ini memiliki
sifat ringkas, menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah
yang akan diuraikan.
B. Paragraf Penghubung: paragraf ini berisi inti
masalah yang akan disampaikan kepada pembaca. Paragraf ini lebih panjang
dibandingkan paragraf pembuka.
C. Paragraf Penutup: paragraf ini berisi kesimpulan
atau penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting.
3.
Berdasarkan
Isinya
A. Paragraf Deskriptif
Paragraf
ini berisi gambaran mengenai suatu hal atau kejadian sehingga pembaca
seolah-olah merasakan hal tersebut.
Contoh:
Pasar
Senen merupakan pasar serba ada. Pasar ini terdiri dari tiga lantai dengan
beraneka macam dagangan yang dijual. Selain di dalam pasar banyak pedagang yang
berjualan dikaki lima. Hal ini menyebabkan kemacetan diwilayah sekitarnya.
B. Paragraf Naratif
Paragraf
ini berisi rangkaian peristiwa atau kejadian yang biasanya membentuk sebuah
alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi sang
penulisnya.
Contoh:
Malam
itu ibu kelihatan marah besar. Aku sama sekali dilarang keluar kamar. Bahkan ibu
mengatakan aku tidak akan boleh keluar rumah jika nilai rapor ku menurun. Itu semua
gara-gara aku malas belajar.
C. Paragraf Eksposisi
Paragraf
ini memberikan paparan suatu fakta atau menampilkan suatu objek pada kejadian
tertentu.
Contoh:
Pasar
Senen merupakan pasar serba ada. Pasar ini terdiri dari tiga lantai dengan
beraneka macam dagangan yang dijual. Selain di dalam pasar banyak pedagang yang
berjualan dikaki lima.
D. Paragraf Argumentasi
Paragraf
ini bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu argument atau pendapat dengan
data atau fakta sebagai alasan.
Contoh:
Menurut
Bapak Walikota, Rahmat Yassin, kabupaten Bogor memiliki potensi yang besar
dalam hal pertanian dan sumber daya alamnya, oleh sebab itu mari kita jaga
lingkungan kabupaten Bogor dari kerusakan lingkungan.
REFERENSI
Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas
Gunadarma.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Depok. Grasindo.
Haryanto A.G. 2000. Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta. Link
Tidak ada komentar:
Posting Komentar