Welcome

WELCOME TO MY BLOG
"Jadilah diri sendiri apa adanya"

Jumat, 18 Desember 2015

Exercise 1.3 Characterization of Distributed Systems

Nama: Nur Susilo Agung Prabowo
NPM: 15112474
Kelas: 4KA01

Exercise 1.3
Consider the implementation strategies for massively multiplayer online games as discussed in Section 1.2.2. In particular, what advantages do you see in adopting a single server approach for representing the state of the multiplayer game? What problems can you identify and how might they be resolved?

Answer:

Technically there is no significant difference in the workings of cloud and client applications on the server. Client sends request data or applications from the server, and the server will respond with running applications and send data to the client. The novelty is in the handling of the server. In the traditional client server, the server must be configured and managed, could be in the application server or the client, the client must know where the application data should be stored. While the cloud eliminates the hassles of managing servers, clients simply have to connect to the cloud via the Internet, the cloud will be managing his own where he will store applications and data, making backups, and others, the client does not need to know.

There are two types of MMO games. There are real-time games that have high interaction between user like Rising Force and Dota 2, and there are games that do not require high interaction between the user and the nature turn and wait like Pokopang and Ninja Saga. Two game genre requires two different architectures.
For games like Farmville standard architecture of the server is sufficient, because the gameplay is personal to each user does not need to be real-time interaction between users directly so low that bandwidth capacity is not too inedible. Games that require real-time interaction between hundreds or thousands of users need to have multiple servers because of the gameplay requires a lot of users directly involved in it, so there needs to be multiple servers to menshare bandwidth.

References:
  • Coulouris, Dollimore, Kindberg and Blair. 2012. Distributed Systems: Concepts and Design. Edition 5.
  • https://www.academia.edu/4851440/TUGAS_1_SISTEM_TERDISTRIBUSI_NAMA_KELOMPOK_PUSPANDA_HATTA_12_338755_PTK_08206_
  • http://123doc.org/document/2343931-distributed-systems-concepts-and-design.htm 


Kamis, 02 April 2015

PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

PARAGRAF DEDUKTIF DAN PARAGRAF INDUKTIF


Paragraf memiliki syarat kesatuan (mengacu ke perpautan makna, koherensi) jika hanya mempunyai satu topik dan kalimat-kalimat yang membentuk paragraf tidak menyimpang dari tema atau topik. Paragraf memiliki syarat kepaduan jika kalimat-kalimat yang membangun paragraf tersebut dirangkai secara logis dan dikaitkan dengan pengait paragraf, seperti ungkapan penghubung antar kalimat, kata ganti, dan pengulangan kata-kata penting. Dari sudut pandang cara penalaran, paragraf dikategorikan sebagai paragraf deduktif, induktif, dan induktif-deduktif. Namun pada tulisan ini saya akan membahas tentang paragraf deduktif dan paragraf induktif.

1.      Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang gagasan atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan diikuti kalimat-kalimat penjelas.
Contoh paragraf deduktif:
Pada hakikatnya, semua pimpinan perusahaan ingin bekerja secara cermat dan teliti. Seorang pimpinan perusahaan bertugas dalam mengambil keputusan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu segala perincian tentang penawaran, pemesanan, penerimaan, dan produksi benar-benar diteliti dan dijamin keamanannya. Namun, dalam prakteknya tidak dapat dihindari bahwa sekali waktu terjadi kesalahan, kekurangan, atau kerusakan. Kerusakan peti kemas merupakan kesalahan yang dapat menjadi masalah terhadap perusahaan dan pimpinan harus bertanggung jawab terhadap masalah tersebut.

2.      Paragraf induktif
Paragraf Induktif merupakan paragram yang gagasan atau kalimat utamanya terletak di akhir paragraf. Paragraf ini diawali dengan uraian-uraian yang berupa kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan suatu kesimpulan yang berupa kalimat utama.
Contoh paragraf induktif:
Demam tinggi pada anak-anak maupun orang dewasa selama beberapa hari dapat dicurigai sebagai gejala demam berdarah. Seseorang yang menderita demam berdarah mengalami pendarahan dari lubang hidung yang sering disebut mimisan. Seseorang yang mengalami gejala demam berdarah biasanya mengalami kondisi fisik yang lemah. Selain itu, muncul bintik-bintik merah pada kulit penderita. Semua gejala tersebut hendaknya diperhatikan sehingga jika terjadi gejala-gejala tersebut, penderita bisa langsung mendapat penangan medis dari dokter.

*Yang bergaris bawah merupakan gagasan atau kalimat utama.

Referensi:
·         Indriati Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
·         Zaenal. E. 2006. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo.
·         Staff Gunadarma : Link (Kamis 02, Maret 2015 21:17 WIB).

Senin, 12 Januari 2015

Konvensi Naskah

KONVENSI NASKAH

Pengertian Konvensi Naskah
Konvensi naskah merupakan aturan-aturan yang telah disepakati oleh suatu lembaga tertentu yang menyangkut penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan yang sudah disepakati sebagai bahan yang digunakan dalam menulis karya ilmiah, misalnya: laporan penelitian, skripsi, tesis, dll. Dalam pemuatan sebuah naskah yang baik dapat dilihat dari kerangka karangan yang telah dibuat sebelumnya, serte rincian-rincian yang telah dilakukan kemudian. Rincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea. Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik.

Jenis-Jenis Naskah
·         Naskah Formal
Suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi naskah.
·         Naskah Semi Formal
Suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi naskah.
·         Naskah Nonformal
Suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi naskah.

Persyaratan Formal Konvensi Naskah
Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.
Berikut ini merupakan unsur-unsur dalam penulisan sebuah karangan:
1.      Bagian Pelengkap Pendahuluan
a.       Judul Pendahuluan
b.      Halaman Judul
c.       Halaman Persembahan
d.      Halaman Pengesahan
e.       Kata Pengantar
f.       Daftar Isi
g.      Daftar Gambar
h.      Daftar Tabel
2.      Bagian Isi Karangan
a.       Pendahuluan
b.      Tubuh Karangan
c.       Kesimpulan
3.      Bagian Pelengkap Penutup
a.       Daftar Pustaka
b.      Lampiran
c.       Indeks
d.      Riwayat Hidup Penulis

Penjelesan Mengenai Unsur-Unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan
1.      Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau biasa disebut  halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.
a.         Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul pendahuluan merupakan nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai.
Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.

Unsur-Unsur yang harus diperhatikan dalam membuat judul:
·         Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
·         Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
·         Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
·         Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
·         Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
                   Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
·         Judul diketik dengan huruf kapital
·         Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat.
·         Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa   (NIM).
·         Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
·         Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital.

b.         Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja.

Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
c.         Halaman Pengesahan
Halaman ini digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.

Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.

Hal-hal yang perlu dihindarkan dalam halaman pengesahan:
·      Menggaris bawahi nama dan kata-kata lainnya.
·      Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
·      Tulisan melewati garis tepi
·      Menulis nama tidak lengkap
·      Menggunakan huruf yang tidak standar.
·      Tidak mencantumkan gelar akademis.

d.        Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
·      Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·      Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
·      Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah.
·      Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
·      Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
·      Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
·      Harapan penulis atas karangan tersebut.
·      Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.

e.         Daftar Isi
Daftar isi merupakan bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.

Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.

f.          Daftar Gambar
Bila dalam sebuah karya ilmiah  terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.

g.         Daftar Tabel
Bila dalam sebuah karya ilmiah terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.


2.      Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a.       Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab I  karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.

Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
·      Latar Belakang Masalah
Alasan atau penalaran yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.

Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.

Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.engungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya:bagaimana...., mengapa.....

Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.

·      Tujuan Penulisan
Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.

·      Ruang Lingkup Masalah
Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.

·      Landasan Teori
Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.

·      Sumber Data Penulisan
Sumber data sekunder dan data primer. Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.

·      Metode dan Teknik  Penulisan
Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.

·      Sistematika Penulisan
Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.

b.      Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:­
·      Ketuntasan Materi
·      Kejelasan Uraian atau Deskripsi

c.       Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.

3.      Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a.       Daftar Pustaka
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Contoh: Gorys Keraf. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

b.      Lampiran
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.

c.       Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.

d.      Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.

REFERENSI
HS, Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
Maryani, Yani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Keraf, Gorys. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah, 1994.
Staff Gunadarma: Link (12-01-2015 20:33).