Welcome

WELCOME TO MY BLOG
"Jadilah diri sendiri apa adanya"

Rabu, 24 Desember 2014

KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA, dan CATATAN KAKI

KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA, dan CATATAN KAKI


Dalam membuat sebuah karya tulis kita tidak mungkin hanya berpedoman kepada pemikiran sendiri, pastinya kita membutuhkan pemikiran orang lain untuk memperkuat argument kita. Dalam membuat karya tulis tersebut kita membutuhkan beberapa sumber yang dapat menguatkan argumen kita. Dalam mengambil sumber-sumber tersebut kita perlu mencantumkan kutipan atau daftar pustaka. Dengan menyisipkan kutipan atau daftar pustaka berarti kita sudah bisa menghargai tulisan orang lain, dengan hal itu kita tidak dikatakan menjiplak ataupun biasa disebut plagiat. Oleh sebab itu dalam sebuah karya tulis sangat memerlukan kutipan atau daftar pustaka, namun masih banyak orang-orang yang belum memahami akan pentingnya hal tersebut. Dalam tulisan kali ini saya akan sedikit membahas tentang kutipan dan daftar pustaka.

KUTIPAN
Pengertian Kutipan
Menurut Bernandus, kutipan adalah pernyataan, gagasan, ide, atau pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Sedangkan menurut Wasty, kutipan ialah ambil alihan konsep atau pendapat orang lain sebagaimana tertulis dalam karya tulisnya kata demi kata. Proses pengambilan ide atau gagasan itu disebut mengutip. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengutip ialah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Kutipan bisa diambil dari buku, kamus, ensiklopedia, artikel, jurnal, majalah, media massa, dan sebagainya.

Prinsip-Prinsip Mengutip
Dalam mengutip kita perlu mengetahui bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip tulisan orang lain. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dalam mengutip:
·      Dalam mengutip tidak boleh membenarkan kata atau kalimat yang salah dari sumber kutipan.
·      Dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan.

Jenis-Jenis Kutipan
·      Kutipan Langsung
Kutipan langsung merupakan peminjaman pendapat atau gagasan dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari teks aslinya. Dalam kutipan ini kita tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan. Kutipan terdiri dari kutipan langsung dan pendek dan kutipan langsung panjang.
·      Kutipan langsung pendek: adalah kutipan yang terdiri dari tiga baris atau kurang. Setelah kutipan selesai, diberi nomor urut penunjuk, ditulis sumber dari mana kutipan diambil, menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil (Penulis, Tahun:Halaman).
·    Kutipan langsung panjang: adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari 3 baris. Jarak antar baris kutipan satu spasi, sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan, Di belakang kutipan diberi sumber kutipan, Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip, dan Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada  bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris.
Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggaris bawahi  bagian yang dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: (oleh pengutip).
·      Kutipan tidak langsung (indirect quotation)
Kutipan tidak langsung merupakan kutipan hasil karya, hasil penelitian, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat sendiri (penulis menggunakan kalimat yang disusun sendiri). Kutipan tidak langsung ditulis menyati dengan teks yang kita buat dan tidak diapit oleh tanda petik.

DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Gorys Keraf (1997:213), daftar pustaka sebuah daftar yang berisi judul, buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai  pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dan karangan yang telah digarap. Menurut Ninik M. Kuntaro (2007:195), daftar pustaka adalah salah satu teknik notasi ilmiah yang merupakan kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi saat menulis karangan ilmiah. Adapun definisi daftar pustaka menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dan sebagainya yang ditempatkan  pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar pustaka merupakan daftar dari berbagai sumber yang digunakan untuk menulis sebuah buku atau karya tulis ilmiah. Daftar pustaka dan kutipan memiliki fungsi yang bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Unsur-Unsur Daftar Pustaka
Adapun unsur-unsur yang harus terdapat dalam daftar pustaka, diantaranya:
·      Nama pengarang: dikutip secara lengkap.
·      Judul Buku: termasuk judul tambahannya.
·      Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid, dan jumlah halaman buku tersebut.
·      Untuk sebuah artikel diperlukan judul artikel, nama majalah, jilid, nomor dan tahun.

Cara Menulis Daftar Pustaka
A.  Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku:
1.    Penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan.
2.    Tahun pembuatan atau penerbitan buku.
3.    Judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik).
4.    Tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua).
5.    Penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik).
Contoh: Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Bahasa Indonesia Non Kependidikan. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
B.  Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama:
1.    Tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai.
2.    Tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ (  )] setelah itu beri (tanda titik).
3.    Judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok.
4.    Penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (titik dua : ).
5.    Nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok.  Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka.
Contoh: Arifin.E.Zaenal dan S.Amran Tasai 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta.
C.  Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet:
1.    Tulis nama.
2.    Tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik).
3.    Tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik).
4.    Tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma.
5.    Tulis tanggal pengambilan data tersebut ok.
Contoh: lbarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 25 Desember 2014.
D.  Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi
1.    Tulis nama penyusun.
2.    Tulis tahun yang tercantum pada sampul / cover.
3.    Tulis judul skripsi, tesis, atau disertasi ditulis dengan huruf miring.
4.    Nama kota tempat perguruan tinggi dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh: Hulquist, M. 1985. The Adverb just in American English usage. Master‟s thesis, Applied linguistics, University of California, Los Angeles. Wahyuningdyah, R.Y. 1996. Analisis Faktor-faktor Motivasi dan Hubungannya dengan Produktifitas Tenaga Kerja Akademik Kopertis Wilayah V.Tesis tidak Diterbitkan. Yogjakarta. Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.

CATATAN KAKI
Pengertian Catatan Kaki
Menurut Gorys Keraf (2004:218), catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks, naskah, atau tulisan yang ditempatkan pada kaki halaman tulisan yang bersangkutan. Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/ bibliografi.

Cara Penulisan Catatan Kaki
·      Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
·      Catatan kaki diketik berspasi satu.
·      Diberi nomor dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
·      Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
·      Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
·      Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
·      Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
·      Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Contoh:
Sidi Gazalba, Maut: Batas Kebudayaan dan Agama (Jakarta: Penerbit Tintamas Indonesia, 1972), 100
Penjelasan : buku bersangkutan baru pertama kali dikutip, dan kutipan itu diambil di halaman 100.

Referensi
·  Jurnal: link  (25 Desember 2014 11:30 WIB).
·      Wikipedia: link (25 Desember 2014 10:30 WIB).
·  Yulita (2010). Pengertian Fungsi, dan Jenis Kutipan. From  link , 25 Desember 2014 11:09 WIB
·      Kamdhi, J.S. 2013. Terampil Berwicara Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SLTA Kelas 2. Jakarta: Grasindo.



OUTLINE (KERANGKA KARANGAN)

OUTLINE (KERANGKA KARANGAN)


Dalam membuat sebuah penulisan atau karangan pada umumnya kita memerlukan sebuah rencana atau kerangka karangan. Kerangka karangan terbagi menjadi 2, yaitu: outline, dan outline final. outline merupakan kerangka karangan yang belum selesai dibuat, sedangkan outline final merupakan kerangka karangan yang sudah selesai dibuat yang sudah tersusun secara lengkap. Kerangka karangan merupakan sebuah blueprint / prototype dari sebuah karangan. Dalam tulisan kali ini saya akan membahas tentang: pengertian outline, manfaat outline, syarat-syarat outline, dan langkah-langkah menyusun outline.

Pengertian Outline
Pengertian outline menurut bahasa adalah kerangka, garis besar, regangan, atau guratan. Adapun definisi dari outline adalah  rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan dibuat dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, terstruktur, logis, jelas, dan teratur.

Pengertian Karangan
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Karangan terdiri dari 5 jenis yaitu: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Pengertian Kerangka Karangan
Menurut Nursito (2000:54), kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis. Adapun pengertian kerangka karangan menurut Soeparno (2004:38) ialah kerangka tulis yang menggambarkan bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam tataan yang sistematis. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kerangka karangan adalah sebuah rencana yang memuat garis-garis besar dari sebuah karangan atau tulisan yang akan dibuat.

Manfaat Outline
1. Memudahkan penyusunan karangan secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan terstruktur.
2.    Memudahkan penulis dalam menguraikan masalah dalam karangannya.
3.    Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.
4.    Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan topik dalam sebuah karangan.
5.    Memudahkan pencarian data atau fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya.
6.    Dapat membantu mengumpulkan data dari sumber-sumber yang diperlukan.
7. Memperlihatkan bagian pokok karangan secara menyeluruh supaya memberikan kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut, sehingga penulis dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda.

Syarat-Syarat Membuat Outline
1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Dalam membuat sebuah outline penulis harus menentukan tujuan yang jelas, sehingga maksud yang ingin disampaikan penulis jelas.
2. Setiap unsur dalam kerangka hanya mengandung satu gagasan. Dalam sebuah kerangka tidak boleh memiliki dua atau lebih gagasan karena akan menimbulkan pengulangan pembahasan.
3. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga ide atau pikiran tersebut dapat tergambarkan jelas.
4.   Harus menggunakan symbol yang konsisten.

Langkah-Langkah Menyusun Outline (Kerangka Karangan)
1.  Menyusun semua ide pokok yang berhubungan dengan topik yang akan dibuat (Menentukan Tema dan Judul). Dalam membuat sebuah outline, penulis harus mempersiapkan tema dan judul untuk karangan yang akan dibuatnya.
2. Mencatat semua ide pokok yang muncul dari data tertulis maupun dari data wawancara. Sebelum melanjutkan membuat karangan penulis harus memiliki bahan (berupa data-data)  yang menjadi bekal dalam melanjutkan menulis.
3.  Menyusun dan menyeleksi ulang terhadap ide yang tidak penting. Tidak semua bahan (data atau ide) yang telah dikumpulkan dipakai dalam penulisan, penulis harus menyeleksi bahan mana yang bisa digunakan dalam karangannya, agar tulisannya tidak bias dan abstrak.
4. Membuat kerangka karangan. Kerangka karangan menguraikan topic atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terstruktur. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
5. Setelah membuat kerangka karangan, langkah selanjutnya ialah mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah karangan. Proses pengembangan karangan tergantung kepada penguasaan materi sang penulis. Jika penulis memahami benar materi dengan baik, maka penulis dapat mengembangkan kembali karangannya menjadi lebih kreatif, sistematis, dan terarah.

Referensi
·      W.J.S Perwadarminta. Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. cetakan ke-2 1979
·    Arifin.E.Zaenal dan S.Amran Tasai 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta.
·   Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Bahasa Indonesia Non Kependidikan. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

·      www.slideshare.net/mutaqodaswaja/bab-tentang-kerangka-karangan