Welcome

WELCOME TO MY BLOG
"Jadilah diri sendiri apa adanya"

Minggu, 12 Oktober 2014

DIKSI (PILIHAN KATA) dan MENGGUNAKAN KOSA KATA YANG BAIK dan BENAR

DIKSI (PILIHAN KATA) dan MENGGUNAKAN KOSA KATA YANG BAIK

DIKSI (PILIHAN KATA)
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, aleniaatau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila terdapat sejumlah kata yang memiliki makna . Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam Bahasa Indonesia terdapat kata dasar dan kata bentukan. Kata dasar disusun menjadi kata bentukan melalui tiga macam proses pembentukan, yaitu :
1.      Afiksasi (Imbuhan) = Awalan ,Akhiran, dan Sisipan.
2.      Reduplikasi (Pengulangan).
3.      Komposisi (Pemajemukan).
Penggunaan kata dalam berbagai kesempatan harus sudah diperhitungkan ketepatan serta kesesuaiannya Ketepatan : dapat mengungkapkan apa yang ingin kita ungkapkan. Sedangkan kesesuaian ialah kecocokan antara kata-kata dengan kesempatan dan keadaan. Menurut FPBS (1994 :19), pembentukan kata dengan menggunakan awalan dan akhiran dalam bahasa Indonesia sudah banyak dikenal oleh para mahasiswa. Namun demikian sering juga kita jumpai kata-kata yang bentuknya tidak tepat atau salah.
Perhatikan contoh pemakaian kata bercetak miring pada teks berikut :
·         Pergaulan hidup yang berdeferensiasi berarti pergaulan hidup terbagi atas sektor-sektor dimana tiap khusus tertuju pada pelaksanaan salah satu fungsi yang telah disebut itu.
·         Kata berdeferensiasi dalam kalimat tersebut digunakan secara salah. Kata yang lebih sesuai adalah berbeda-beda karena, kata deferensiasi bukanlah anggota kosa kata baku bahasa Indonesia walaupun mempunyai makna yang sama dengan kata berbeda-beda.
Jika diperhatikan konteks dan acuan kata-kata bercetak miring tersebut tampak bahwa bentukan kata-kata itu tidak tepat. Akan lebih tepat jika kata perubahan diubah dengan ubahan, dan kata tabrakan diubah dengan bertabrakan. Hasil mengubah adalah ubahan, bentukan tabrakan merupakan bentukan yang tidak baku (FPBS : 1994 :38).
·         Fungsi Diksi :
o   Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
o   Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
o   Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
o   Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, dan tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
·         Manfaat Diksi :
o   Dapat membedakan secara cermat kata-kata denotative dan konotatif, bersinonim dan hampir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaan.
o   Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri dan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat, sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat.
MENGGUNAKAN KOSAKATA YANG BAIK dan BENAR
Dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk memilih dan menggunakan kosakata bahasa yang benar. Kita harus bisa membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis maupun lisan. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan memakai bermacam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa bukan didapat secara warisan atau turunan melainkan diperoleh melalu proses belajar, baik melalui latihan maupun pengalaman. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang sangat dipengaruhi pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya (Tarigan 1985: 2). Semakin kaya kosakata yang dimiliki, semakin terampil pula dalam berbahasa. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kosakata yang baik dan benar adalah sebagai berikut :
1.      Kata-kata yang memiliki persamaan dibeberapa bagian
·         Sinonim = Kata yang memiliki persamaan arti
·         Antonim = Lawan kata
·         Homonim = Kata yang memiliki persamaan bentuk beda arti
·         Homofon = Kata yang memiliki persamaan bunyi beda arti
·         Hiponim = Kata turunan dari kata lainnya
·         Hipernim = Kata turunan yang merupakan bagian dari kata lainnya.

2.      Denotasi dan Konotasi
·         Kata bermakna Denotasi adalah kata yang bersifat umum dan secara langsung.
Contoh : Marini menanam bunga dihalaman rumahnya.
·         Kata bermakna Konotasi adalah kata yang bermakna kias (bukan sebenarnya) atau makna ungkapan.
Contoh : Marini merupakan bunga desa dikampung halamannya.

3.      Abstrak dan Konkret
·         Abstrak = Kata yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan yang rumit
Para mahasiswa mampu menyampaikan inspirasi lewat puisi, prosa, dan kegiatan-kegiatan lain karena adanya kebebasan yang diberikan pihak universitas.
·         Konkret = Kata yang digunakan untuk mengungkapkan hal yang nyata
Contoh : Keadaan kesehatan di lingkungan itu sangat memprihatinkan, hal ini terlihat dari banyaknya anak yang menderita cacingan, kudisan, dan kuorsior.

4.      Umum dan Khusus
·         Kata umum =  Kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal.
Contoh :  Darta menggendong adiknya sambil membawa buku dan sepatu.
·         Kata khusus = Kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya.
Contoh : Darta menggendong adiknya sambil mengapit buku dan sepatu.

5.      Kata dalam percakapan
·         JARGON : Kata-kata teknik yang dipakai oleh segolongan/ kelompok tertentu dalam berkomunikasi. Bentuknya bisa seperti sandi, kode rahasia atau morse.
·         SLANG : Kata-kata yang biasa dipakai para remaja dalam berkomunikasi. Tercipta karena para pemakai ingin berbeda dari orang kebanyakan.

6.      Perubahan Kata
·         Amelioratif : Makna kata sekarang lebih baik dari makna kata asalnya.
Contoh : Pramuniaga, Pramusaji, dll.
·         Peyoratif : makna sekarang lebih buruk dari makna asalnya.
Contoh : Gerombolan, oknum, dll.
·         Sinestesia : Makna kata yang timbul karena tanggapan dua indera yang berbeda.
Contoh : Panjang tangan, bermuka dua, dll.
·         Asosiasi : Makna kata yang timbul karena persamaan sifat.
Contoh : Amplop = Sogokan.

Jadi, dalam menggunakan kosakata kita perlu memperhatikan apakah kosakata yang kita gunakan sudah baik dan benar, agar orang lain dapat memahami dan tidak salah mengartikan sesuatu  atau gagasan yang kita ungkapkan.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar