Welcome

WELCOME TO MY BLOG
"Jadilah diri sendiri apa adanya"

Selasa, 21 Oktober 2014

EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN)

 EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN)


Ejaan merupakan keseluruhan peraturan mengenai bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang itu. Ejaan membicarakan tentang : penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) ialah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, dimulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. Ejaan ini diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972, kemudian pada tahun 1976 disusunlah buku pedomaan mengenai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Hal-hal yang ditekankan pada EYD adalah sebagai berikut:
1.      Pemakaian Huruf
A.    Huruf Abjad
Abjad merupakan huruf yang biasanya mempunyai urutan yang tetap. Huruf abjad yang terdapat didalam Bahasa Indonesia terdiri dari :
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, Y, X, dan Z.
B.     Huruf Vokal
Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara jika aliran udara yang keluar dari paru-paru tidak mengalami hambatan. Huruf vokal yang terdapat didalam Bahasa Indonesia adalah : a, i, u, e, dan o.
C.     Huruf Konsonan
Konsonan adalah bunyi yang dihasilkan jika aliran udara yang keluar dari paru-paru mengalami hambatan. Huruf konsonan yang terdapat didalam Bahasa Indonesia teridiri dari :
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, y, x, dan z.
D.    Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia, huruf diftong dilambangkan dengan : ai, au, dan oi.
E.     Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia, terdapat 4 gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy.
F.      Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar dapat dilakukan dengan kaidah-kaidah sebagai berikut.
·         Jika di tengah ada vokal yang berurutan, pemenggalan dilakukan diantara kedua vokal itu. Contohnya : ra-ih, sa-at, au-ra, ko-boi.
·         Jika di tengah kata ada konsonan diantara dua vokal, pemenggalan dilakukan sebelum konsonan itu. Contohnya : te-puk, ka-rang, ku-lit.
·         Jika di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan diantara kedua konsonan tersebut. Contoh : ten-dang, lem-par, kem-bang.
·         Jika di tengah kata ada tiga buah konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara konsonan yang pertama dengan yang kedua. Contoh : im-pre-sif, ikh-las.

2.      Penulisan Huruf
A.    Penulisan Huruf Kapital
Seperti yang kita ketahui bahwa huruf kapital digunakan untuk mengawali kalimat yang baru. Di samping itu huruf kapital juga digunakan sebagai :
·         Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab suci. Contoh : Hanya Engkaulah yang kami sembah.
·         Huruf kapital dipakai sebagai huruf petikan pertama. Contoh : Kakak bertanya, “Mengapa kamu sedih?”.
·         Nama jabatan juga ditulis diawal dengan huruf kapital apabila dikaitkan dengan nama instansi atau nama daerah sebagai pengganti nama diri. Contoh : Gubernur DKI Jakarta.
·         Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti oleh nama orang. Contoh : Pangeran Dipenogoro.
·         Nama diri atau nama lembaga yang terdiri atas beberapa kata. Contoh : Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

B.     Huruf Tebal dan Miring
Seperti halnya nama lembaga, judul buku atau karangan kata-katanya harus diawali dengan huruf kapital. Kecuali yang berupa kata tugas. Berbeda dengan nama lembaga, judul buku atau nama majalah, harus ditulis dengan huruf tebal. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk menegaskan atau mengkhususkan kata.
Contoh :
·         Tata Bahasa Baku Indonesia
·         Judul jika dicetak menggunakan huruf miring : “Ejaan yang Benar dalam bahasa Indonesia “.
·         Menuliskan nama ilmiah : Nama ilmiah buah manggis ialah carcinia mongostana.

3.      Penulisan Kata
A.    Kata Dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh : Bapak percaya bahwa engkau benar.
B.     Kata Turunan (Imbuhan) terdiri dari awalan, sisipan, dan akhiran ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh : bergetar, dan dikelola.
C.     Bentuk Ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggu (kupu-kupu), jamak (anak-anak), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur).
D.    Gabungan Kata (kata majemuk) termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh : duta besar, orang tua.
E.     Kata Ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh : kumiliki, kauambil, miliknya.
F.      Kata Depan (preposisi = di, ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari,dll. Contoh : di dalam, ke tengah, dari Surabaya.
G.    Kata si dan sang ditulis terpisah. Contoh : Sang harimau marah kepada si kancil
H.    Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai, partikel pun ditulis terpisah, dan partikel per ditulis terpisah.

4.      Singkatan dan Akronim
Singkatan merupakan bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih.
·        Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Contoh : sarjana komputer = S.Komp
·        Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan/organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh : DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).
·        Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang asing tidak diikuti tanda titik. Contoh besi = Fe
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
·        Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh : ABRI, LAN, SIM.
·        Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh : Akabri, Bappenas.
·        Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil. Contoh : pemilu, radar, rudal, tilang.

5.      Penulisan Unsur Serapan
Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah bahasa asing yang sudah menjadi istilah dalam Bahasa Indonesia.
Contoh : president menjadi presiden.

6.      Penulisan Angka dan Bilangan
·        Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor, ditulis dengan angka Arab atau Romawi
·        Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, nilai uang, dan kuantitas.
·        Angka dipakai untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
·        Lambang bilangan tingkat dituliskan dengan angka Romawi, tanda hubung ke-, atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan kata.
·        Lambang bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan tanda hubung antara angka “-an”.
·        Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

7.      Pemakaian Tanda Baca / Pungtuasi
Ada berbagai macam tanda baca atau pungtuasi yaitu : titik (.), koma(,), titik koma(;), titik dua(:), dan tanda petik (“).
·        Tanda titik (.)
Tanda titik dipakai untuk menandari berakhirnya kalimat, setelah nomor bab, penomoran bab, gelar yang diletakkan dibelakang, dan tanda titik juga digunakan dalam daftar pustaka. Contoh : Alisyahbana, Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa Baru Indonesia. Jakarta: Pustaka Rakyat.
·        Tanda koma (,)
Koma digunakan untuk menandai adanya jeda atau kesenyapan antara dalam suatu kalimat. Tanda koma sering digunakan setelah seruan, seperti: ah, wah, aduh, ya, hai, dan sebagainya. Juga sesudah kata-kata seperti meskipun begitu, jadi, namun demikian, oleh karena itu, maka dari itu. Tanda koma juga digunakan dalam kalimat majemuk yang anak kalimatnya mendahului induk kalimatnya.
Contoh :  Meskipun hari hujan, ia tetap pergi ke kantor.
Adapun tanda koma biasanya digunakan pada :
o   Tanda koma digunakan juga untuk memisahkan dua kalimat yang setara yang dihubungkan dengan kata  tetapi, atau, melainkan.
o   Tanda koma juga digunakan untuk membatasi unsur-unsur dalam suatu perincian.
o   Tanda koma juga digunakan dalam rujukan kurung atau dalam rujukan tahun dan halaman, untuk membatasi nama akhir pengarang dengan tahun penerbit.
o   Tanda koma juga digunakan untuk membatasi kata-kata dalam kalimat petikan langsung.
o   Tanda koma sering digunakan untuk mengapit atau menyisipkan keterangan tambahan.

·        Titik koma (;)
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara. Tanda titik koma digunakan juga untuk memisahkan kalimat-kalimat dalam suatu perincian.
·        Titik dua (:)
Tanda titik dua dipakai akhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau perincian. Tanda titik dua juga digunakan untuk pemerian yang berbentuk formula. Tanda titik dua juga digunakan untuk membatasi judul karangan dengan subjudulnya. Dan tanda titik dua juga digunakan untuk membatasi judul karangan dengan subjudulnya, di antara surat dan ayat dalam kitab suci, diantara tahun dan halaman dalam rujukan kurung antara nama kota dan nama penerbit dalam daftar pustaka.
Contoh :
·    Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma mempunyai dua jurusan: Jurusan Akuntansi dan Jurusan Manajemen.
·         Ketua  :   Meilani        
·         Ekonomi dan Koperasi: Suatu Pengantar Singkat (Ramlan, 1982 :12)

·        Tanda petik (“)
Di atas disebutkan bahwa yang ditulis dengan tanda petik dalam tulisan atau ketikan biasanya dicetak dengan huruf miring. Penggunaan tanda petik dalam petikan langsung tidak dicetak dengan huruf miring, melainkan tetap dicetak dengan suatu majalah pun tanda petik itu tetap digunakan. Dalam karangan tercetak tanda petik juga digunakan untuk menandai kata-kata yang tidak digunakan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya : Itu dia “pahlawan” kita datang.

·        Tanda Hubung (-)
Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan kata-kata yang diulang seperti meja-meja , berjalan-jalan, buah-buahan. Tanda hubung digunakan apabila huruf-huruf dirangkaikan dengan bilangan, huruf kecil, atau huruf kecil yang dirangkaikan dengan huruf kapital. Tanda hubung juga digunakan untuk membatasi tanggal, bulan, dan tahun apabila semuanya ditulis dengan angka.
Contoh :  
·         Jakarta, 27-11-2005
·         Abad ke-20

8.      Tanda-tanda baca yang lain
Tanda–tanda baca yang lain ialah tanda pisah (-), tanda elipsis (…), tanda tanya (?), tanda seru  (!), tanda kurung  ( ), tanda kurung siku ([ ]), tanda garis miring  (/)  dan tanda penyingkat/apostrof  (‘).
·         Tanda pisah juga digunakan dalam arti ”sampai dengan”. Contoh : Semarang – Jakarta.
·         Tanda elips (…) digunakan untuk menandai tuturan yang terputus-putus.
·         Tanda tanya digunakan untuk menandai kalimat tanya dan diletakan di akhir kalimat. Contoh : Di mana ruamhmu?
·         Tanda seru digunakan untuk menandai seruan/perintah/panggilan.
·         Tanda kurung juga untuk  mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian yang pokok dari pembicaraan.
·         Tanda kurung siku digunakan sebagai tanda koreksi bahwa dalam naskah itu terdapat huruf , kata, atau kelompok kata yang ditulis di antara tanda kurung siku tersebut.
·         Tanda penyingkat atau apostrof (‘) digunakan untuk menunjukan adanya bagian –bagian yang dilesapkan.

Demikianlah sedikit yang dapat saya jelaskan mengenai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) semoga dengan adanya tulisan ini dapat membantu teman-teman untuk lebih memahami tentang EYD dan menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari.
Sumber :
Waridah Ernawati, EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan, KawanPustaka, Jakarta, 2008. Link

Tidak ada komentar:

Posting Komentar